Sukses

Bos KCIC Minta Proyek Kereta Cepat Tidak Dipersulit

Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan dua rekomendasi yang harus dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

Liputan6.com, Jakarta - Direktur‎ Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi Wiryawan mengaku perjuangannya untuk merealisasikan mega proyek kereta cepat tidak mudah. Selain karena banyaknya persyaratan yang mesti dilengkapi, proyek kereta cepat ini saat ini juga mulai dikomentari banyak pihak. Banyaknya pihak yang mencoba turut campur tersebut disesalkan oleh Hanggoro, karena bisa mempersulit komunikasi dengan pihak yang berwenang.

"‎Kami memohon, kami berharap, kalau memang swasta mau didorong untuk investasi bantu pemerintah, tolong berikan fasilitas kami yang wajar, kami tidak minta yang berlebihan," kata Hanggoro di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Hanggoro memastikan jika proyek ini tidak dipersulit, maka target penyelesaian pembangunan di akhir 2018 dapat tercapai, sehingga mulai 2019 masyarakat bisa menikmati kereta cepat.

Dia juga menjamin apa yang dilakukan dengan China ini bukan sekedar menjual sebuah proyek, namun ini mempertaruhkan nama baik konsorsium BUMN di mata internasional.

"Kami di sini makanya minta konsesi 50 tahun, ini kita yang jamin, kita yang bangun, kita yang operasikan, kita maintenance sedemikian rupa supaya ini bisa jangka panjang," jelasHanggoro.

Dalam hal teknologi dan kelengkapan keamanan, Hanggoro memastikan kereta cepat yang sedang dibangun ini sudah sangat canggih dan memiliki tingkat keamanan terhebat di dunia.

Sampai saat ini, Hanngoro menyebutkan masih ada tiga izin yang belum didapatkannya dari Kementeiran Perhubungan, yaitu kesepakatan mengenai perjanjian konsesi, izin pembangunan dan izin usaha.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengeluarkan dua rekomendasi yang harus dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selalu badan usaha penyelenggara prasarana dan sarana kereta cepat. Rekomendasi itu terkait kondisi di sekitar jalur kereta cepat yang rawan gempa.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hermanto Dwiatmoko mengatakan, pihaknya telah menerima surat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi di sekitar jalur kereta cepat tersebut.

"Daerah di sepanjang jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung berdekatan dengan zona sumber gempa bumi yang berupa sesar aktif di daratan dan zona subduksi lempeng di Samudera Hindia," ujar Hermanto di Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Dia menjelaskan, berdasarkan catatan sejarah gempa bumi menyebutkan Jakarta dan Jawa Barat sudah beberapa kali diguncang gempa bumi signifikan dan merusak. Skenario gempa bumi ini dapat berpotensi menimbulkan gempa bumi yang signifikan di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.

Untuk itu, kata Hermanto, pihaknya telah mengeluarkan dua rekomendasi yang harus dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku badan usaha penyelenggara prasarana kereta cepat.

Pertama, untuk mengetahui besarnya potensi‎ bahaya gempa bumi di sepanjang jalur kereta cepat dan upaya pengurangan risiko akibat gempa bumi, maka perlu diadakan kajian seismologi teknik yang komprehensif di sepanjang jalur KA cepat Jakarta-Bandung yang meliputi siesmik dasar analisis, dan spesifik.

Kedua, untuk mendukung keselamatan kereta cepat Jakarta-Bandung maka perlu dilengkapi dengan sistem peringatan dini gempa bumi atau earthquake early warning system. "Sudah saya sampaikan ke KCIC nanti tunggu respons mereka apakah desain yang sudah ada telah mencakup ini semua," kata dia.

Jika dalam desain yang telah dirancang oleh KCIC tidak mencakup dua rekomendasi tersebut, lanjut Hermanto, maka KCIC harus mengubah desain pembangunan jalur kereta yang telah dibuatnya.

"Kami terima surat dari BMKG menyampaikan beberapa hal tentang kewaspadaan, ini sudah disampaikan ke KCIC untuk melakukan penyempurnaan terhadap desain yang ada," kata Hermanto. (Yas/Gdn)