Liputan6.com, Jakarta - Pulau Sumatera merupakan salah satu pilihan lokasi investasi yang berkontribusi positif pada penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Hal ini ditandai dengan realisasi investasi selama kurun 2015 sebesar Rp 84 triliun atau naik 19 persen dari tahun sebelumnya dan menyerap tenaga kerja sebesar 264.895 orang yang juga meningkat 13 persen dari periode 2014.
Realisasi investasi dari Pulau Sumatera menyumbang 15 persen dari total nilai investasi di Indonesia. Kenaikan penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu indikator untuk mengoptimalkan kemanfaatan investasi.
Baca Juga
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan pertumbuhan tersebut akan semakin signifikan apabila dilihat dari jumlah proyek yang direalisasikan.
Advertisement
"Pada tahun 2014 jumlah proyek yang direalisasikan di Pulau Sumatera mencapai 1.326 sedangkan di tahun 2015 jumlah ini mencapai 2.823 artinya ada peningkatan hingga 113 persen," ujar dia, Jumat (5/2/2016).
Baca Juga
Franky menilai pertumbuhan investasi di Sumatera merupakan salah satu kontributor utama dari lokasi investasi di luar Pulau Jawa. Dia juga mengemukakan Sumatera Selatan merupakan kontributor utama peningkatan penyerapan tenaga kerja dari Pulau Sumatera dengan jumlah tenaga kerja terserap 59.442 orang.
"Dari sisi nilai investasi Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp 19 triliun di bawah Sumatera Utara dengan nilai investasi mencapai Rp 19,9 triliun dan penyerapan tenaga kerja 51.912 tenaga kerja," ujarnya.
Franky menuturkan, setelah Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, provinsi lain yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah Riau sebesar 43.776 orang dan Kepulauan Riau sebesar 27.350 orang.
"Aceh mengikuti dengan penyerapan 22.641 orang dan kemudian Kepulauan Bangka Belitung sebesar 18.790," kata dia.
Franky menjelaskan, dari sisi pertumbuhan investasi Provinsi Bengkulu mencatatkan pertumbuhan terbesar dengan pertumbuhan mencapai 259 persen, dan diikuti oleh enam provinsi lainnya di antaranya Jambi 233 persen, Kepulauan Riau 104 persen, Sumatera Barat 36 persen, Kepulauan Bangka Belitung 18 persen dan Sumatera Selatan 3 persen.
Secara khusus nilai investasi dari Kepulauan Bangka Belitung sendiri mencapai Rp 2,1 triliun terdiri dari 100 proyek. Dalam kunjungan kerjanya ke Belitung, Kepala BKPM mendorong investor untuk segera melakukan realisasi investasi di Belitung.
Langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Jokowi pertengahan tahun lalu yang meminta BKPM untuk mengarahkan investor untuk menanamkan modalnya ke Belitung.
Beberapa potensi yang dapat dikembangkan di Kabupaten Belitung di antaranya adalah kawasan Industri Suge dan Pelabuhan Tanjung Batu. Pelabuhan Tanjung Batu yang memiliki lahan hingga 1.447 hektar tersebut masuk dalam ALK (Alur Laut Kelautan) I yang sangat strategis sebagai persinggahan bagi kapal-kapal yang memuat barang menuju Jakarta. (Yas/Ahm)