Sukses

KUR Lancar, Jurang Pendapatan di NTB Turun

BRI optimistis plafon KUR sebesar Rp 300 miliar di wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat bakal terserap pada Juli 2016.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) optimistis plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 300 miliar di wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat bakal terserap pada Juli 2016. Percepatan penyaluran KUR tersebut akan menurunkan jurang pendapatan antara masyarakat miskin dan kaya (rasio gini).

Pimpinan Bank BRI Cabang Kota Mataram M Taufik Anwar, meyakini target penyaluran KUR di wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat sebesar Rp 300 miliar‎ akan terealisasi pada Juli 2016. Optimisme itu merujuk pada data penyerapan KUR pada Januari 2016 yang sudah mencapai Rp 100 miliar.

"Hingga 30 Januari 2016 saja sudah tersalur lebih dari Rp 100 miliar dengan jumlah debitur 5.000 pedagang. Artinya, penyaluran KUR di atas rata-rata sebesar 20 persen dalam sebulan", kata Taufik dalam keterangan resminya diJakarta, Senin (8/2/2016).

‎Ia menjelaskan, pencapaian tersebut didukung tambahan tenaga marketing penyalur KUR dari 29 orang menjadi 115 orang. Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut juga melayani KUR di hari Sabtu dan Minggu lewat program 'Gerebeg Pasar'.

"Di Pasar Roek saja ada tercatat resmi pedagang pasar sebanyak 1.060 pedagang, dan 414 di antaranya merupakan nasabah KUR Bank BRI", ucapnya.

Lanjutnya, BRI mengembangkan tenaga marketing dalam BRILink yang salah satu tugasnya adalah menyalurkan KUR di wilayahnya. "Jadi, bukan tanpa alasan bila kami yakin target penyaluran‎ KUR bisa tercapai pada Juli 2016", ujar Taufik.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga mengatakan, penyaluran KUR di NTB ditargetkan Rp 1,1 triliun sepanjang 2016 dan sudah terealisasi 20 persen dalam waktu sebulan ini. "Saya meyakini dalam hitungan bulan ke depan, belum setahun, target KUR di NTB bisa tercapai", kata Puspayoga.

Menkop menambahkan, pertumbuhan ekonomi NTB sebesar 6,2 persen diiringi dengan menurunnya tingkat kesenjangan pendapatan di masyarakat, dari rasio gini 0,36 menjadi 0,29 di akhir 2015 lalu. "Dengan bunga KUR 9 persen diharapkan terjadi pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia", papar Puspayoga.

Sementara itu, Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM Braman Setyo mengatakan, bila target penyaluran KUR Bank BRI bisa cepat tercapai, maka plafonnya bisa ditambah.

"Bisa saja ditambah bila target tercapai, maka Komite Kebijakan dalam evaluasi tiga bulanan bisa merevisi target Bank BRI dalam penyaluran KUR. Merevisi dalam arti menambah jumlah KUR yang bisa disalurkan", pungkas Braman. (Fik/Gdn)

Video Terkini