Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) menawarkan sejumlah insentif mulai dari keringanan pajak hingga gratis lahan guna menarik minat investasi swasta membangun kilang minyak baru di Bontang, Kalimantan Timur. Maklum saja, nilai investasi kilang minyak ditaksir US$ 14 miliar atau sekitar Rp 190,4 triliun.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said usai Rakor Percepatan Pembangunan Kilang Bontang mengatakan, ada dua insentif yang sudah diputuskan pemerintah. Pertama, lahan. Tersedia lahan seluas 600 hektare (ha) dengan ketersediaan infrastruktur memadai.
"Lahan di Bontang sudah sangat siap, karena sudah tersedia, infrastruktur memadai, utility tersedia. Bontang kan masih menjadi pusat industri migas dengan ketersediaan listrik, jalan, pelabuhan," jelas dia di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (9/2/2016).
Lebih jauh dia mengatakan, rakor tersebut menyetujui Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Bontang. Persetujuan ini diperlukan untuk penyelesaian sertifikasi lahan yang tersisa sekitar 300 ha.
Baca Juga
RDTR diperlukan untuk penetapan lokasi kilang oleh Gubernur Kalimantan Timur. Penetapan lokasi ini merupakan syarat Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pembangunan kilang Bontang bisa dilakukan. Â
"Ada 600 ha lahan di Bontang, sudah diselesaikan. Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) bilang sertifikasi tidak ada masalah lagi," jelas Sudirman.
Menurut dia, seluruh fasilitas lahan dan infrastruktur di Bontang ini dapat dinikmati investor tanpa dikenakan biaya sepeserpun alias gratis. "Investor yang ambil ini tidak akan dikenakan biaya karena itu (biaya) akan mengurangi investasi secara signifikan ," dia menegaskan.
Insentif lainnya, perpanjangan tax holiday. Insentif tersebut, dapat diperpanjang menjadi 15 tahun dari saat ini hanya 10 tahun. "Soal off thaker (pembeli BBM dari kilang) sudah pasti oleh Pertamina. Untuk insentif lainnya, bisa dibicarakan atau dinegosiasi lagi apa yang kita perlukan dan siapkan," dia menuturkan.
Â
Dengan jor-joran insentif tersebut, Sudirman berharap, banyak investor yang berkomitmen dan merealisasikan kegiatan penanaman modal membangun kilang minyak di Bontang dengan kapasitas produksi bahan bakar minimal 235 ribu barel per hari.
Dia mengaku, belum ada calon investor yang tertarik membangun kilang minyak Bontang. Sementara pembangunan kilang minyak di kawasan industri petrokimia Tuban, Jawa Timur telah menyedot minat 5 investor.
"Mudah-mudahan dengan ini (insentif), kita bisa segera dapatkan investor yang serius, sehingga kekhawatiran shortage suplai BBM bisa di atasi dan industri petrokimia bisa didorong ke depannya. Juga mendorong perputaran investasi dan ekonomi nasional," dia memungkasi. (Fik/Nrm)