Liputan6.com, Nusa Dua - Sumber energi fosil atau minyak bumi makin menipis, Indonesia mau tidak mau harus mengelola dan mengembangkan energi baru dan terbarukan. Â Alasannya karena potensi sumber energi bersih ini melimpah di Indonesia, namun miskin implementasinya.
Tenaga Ahli Menteri atau Ketua Satgas Percepatan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan, William Sabandar menceritakan kondisi Negara ini yang harus mengimpor bahan bakar minyak 800 ribu barel per hari. Harga minyak dunia amblas, padahal Indonesia merupakan salah satu eksportir minyak.
Baca Juga
"Indonesia berada di persimpangan jalan, di satu sisi eksportir minyak tapi di sisi lain importir minyak. Batu bara kita juga dinikmati India, China dan negara ASEAN lainnya," ucap William di Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (11/2/2016).
Advertisement
Menyadari seluruh negara di dunia bergerak pada energi bersih, lanjutnya, Indonesia harus mampu memanfaatkan sumber energi terbarukan yang sangat besar tersimpan di bumi pertiwi. Indonesia, kata William, merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang mempunyai sumber energi terbarukan.Â
Baca Juga
"Kalau kita tergantung pada minyak bumi, saat krisis minyak terjadi dan harga minyak dunia makin naik, kita bisa seperti Nigeria, drop karena tidak dapat memanfaatkan potensi yang tersimpan. Kita masih punya kesempatan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan karena sumbernya unlimited di sini," ujar William.
Untuk diketahui, Nigeria adalah satu dari beberapa negara yang mengandalkan penjualan minyak untuk membangun negaranya. Jadi ketika krisis minyak terjadi, Nigeria dapat dirugikan bahkan bangkrut. Negara tersebut terpaksa mencari utang US$ 11 miliar akibat kejatuhan harga minyak dunia.
William menyebut, dari 300 gigawatt kapasitas energi baru dan terbarukan, Indonesia hanya menyedot penggunaannya sebesar 3 persen atau 8 gigawatt. Dari catatannya, gerakan dunia untuk program energi bersih begitu luar biasa. Dari total pengeluaran energi US$ 5 triliun, sekitar 50-60 persennya untuk energi baru dan terbarukan.
"Jadi semua harus bertransformasi ke arah energi bersih. Indonesia sedang dilihat jadi model energi bersih ini, kalau transformasi berhasil, dunia akan mengikuti kita," kata William. (Fik/Ahm)
Â