Sukses

Rupiah Mampu Bertahan di Kisaran 13.475 per Dolar AS

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah ada di kisaran 13.461 per dolar AS hingga 13.491 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih bertahan di kisaran 13.475 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di awal pekan ini. Sentimen terbesar yang akan mempengaruhi rupiah adalah data ekspor impor.

Mengutip Bloomberg, Senin (15/2/2016), rupiah dibuka di level 13.472 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penurunan pada pekan kemarin yang ada di level 13.489 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah ada di kisaran 13.461 per dolar AS hingga 13.491 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah telah menguat 2,27 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah tipis ke level 13.476 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yang ada di level 13,471 per dolar AS.

Head of Strategy for Fixed Income and Currencies Macquarie Bank Ltd Singapura Nizam Idris menjelaskan, rupiah telah tertekan cukup dalam pada 2015 lalu. Hal tersebut terjadi karena penurunan harga minyak dunia yang terimbas kepada penurunan harga komoditas di Indonesia seperti batu bara dan minyak sawit.

Di tahun ini, performa rupiah kembali berbalik ke arah positif karena indikator ekonomi menunjukkan hal yang positif juga. "Inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang sesuai perkiraan mampu memikat dana asing masuk ke Indonesia," jelasnya.

Penguatan rupiah tidak sendiri. Ada beberapa mata uang dari negara di Asia Tenggara yang juga menguat yaitu tinggit Malaysia dan juga bath Thailand.

Nizam melanjutkan, seandainya dolar AS kembali menguat pada tahun ini maka pengaruhnya kepada tiga mata uang di Asia Tenggara ini tidak akan setinggi tahun kemarin. Rupiah, ringgit dan bath mampu bertahan dibanding mata uang di Asia bagian lainnya.

Ekonomi PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, pada perdagangna hari ini sentimen yang akan sangat berpengaruh kepada rupiah adalah neraca perdagangan atau data ekspor impor. Jika data tersebut menunjukkan level yang positif rupiah akan terus melanjutkan penguatannya. (Gdn/Ahm)

Video Terkini