Sukses

Belanja di Luar Negeri, Warga China Habiskan Rp 2.449 Triliun

Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, daya beli orang China sangat tinggi.

Liputan6.com, Beijing - Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, daya beli orang China sangat tinggi. Konsumen China menghabiskan US$ 183 miliar tahun lalu untuk belanja di luar negeri. Besaran itu setara dengan Rp 2.449,4 triliun (kurs: 13.385 per dolar AS).

Dilansir dari Chinadaily, Selasa (16/2/2016), tahun lalu, orang China berbelanja 1,2 triliun yuan atau setara Rp 2.449 triliun di luar negeri tahun lalu. Uang sebanyak itu mereka belanjakan untuk barang mewah hingga kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan catatan dari konsultan pasar barang mewah, Fortune Character Group, lebih dari 60 persen konsumen itu membeli barang mewah, seperti tas tangan, kosmetik, dan gawai alias gadget.

Totalnya sekitar US$ 116,8 miliar setara dengan lebih dari Rp 1.552 triliun. Besaran itu juga setara dengan 46 persen total penjualan barang mewah di dunia.

Menurut Kementerian Perdagangan China, daya beli masyarakat China di luar negeri tumbuh 27,8 persen setiap tahun antara 2005 hingga 2015. Dua kali lipat dibanding dengan pasar dalam negeri.

Direktur China Tourism Academy's International Tourism Development Institute Jiang Yiyi mengatakan, kondisi perjalanan yang nyaman, kenaikan nilai tukar yuan, dan pasar turis dan toko luar negeri yang menarik telah mendorong orang China untuk membeli produk luar negeri, baik lewat toko fisik ataupun online.

Pemerintah mencatat lebih dari 120 turis China pergi ke luar negeri tahun lalu dan berbelanja hingga pengeluarannya setara dengan 12 persen konsumsi global.

Sebagai perbandingan, konsumsi domestik masih menjadi perhatian dari pemerintah pusat. Secara umum, pasar konsumen di China stabil, namun berfluktuasi tipis.

Penjualan barang konsumen tahun lalu mencapai 30,1 triliun yuan, 10,7 persen naik dibanding periode sebelumnya (year on year), dan lebih tinggi 0,2 dibanding 3 kuartal pertama. Harga dari barang impor tetap tinggi dibanding jika beli di negaranya langsung.

Riset yang dilakukan China Chamber of International Commerce tahun lalu tercatat, harga dari 37 barang konsumen 48 sampai 68 persen lebih mahal dibanding dengan produk yang sama dijual di Amerika Serikat, Prancis, juga Jerman. (Zul/Ndw)