Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada Kamis (18/2/2016) ini. Salah satunya membahas besaran suku bunga acuan (BI Rate).
Para pengamat ekonomi memperkirakan Agus Marto Wardoyo selaku Gubernur BI bakal menurunkan kembali suku bunga acuan menjadi 7 persen. RDG bulan lalu, BI juga telah menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps).
Chief Economist and Director for Investor Relation Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menilai, dengan kondisi ekonomi Indonesia yang stabil saat ini, tidak ada alasan bagi BI untuk tidak menurunkan suku bunga acuannya.
"‎Inflasi saat ini sudah cukup melambat, jadi terkendali. Selain itu kredit juga melambat, bank butuh likuiditas," kata Budi saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (18/2/2016).
Baca Juga
Menurut Budi, kestabilan rupiah, bahkan cenderung menguat belakangan ini, juga menjadi salah satu alasan penting untuk menurunkan suku bunga. Dengan BI rate diturunkan, dikatakan bisa mendorong geliat ekonomi Indonesia.
Advertisement
Senada, Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Toni Prasetyantono memperkirakan hal yang sama. Ada tiga alasan BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunganya.
Alasan pertama dan kedua, Toni juga melihat karena kestabilan rupiah dan inflasi yang akan menjadi faktor pendorong kebijakan BI. Sementara alasan ketiga, Toni lebih menyoroti melimpahnya arus modal asing yang masuk ke Indonesia.
"Capital inflow, itu salah satunya karena suku bunga negatif di Jepang, membuat capital inflow ke Indonesia, selain itu perlambatan ekonomi China juga berpengaruh," dia menjelaskan. (Yas/Nrm)