Sukses

Utang Luar Negeri RI Capai US$ 310,7 Miliar di Kuartal IV 2015

Utang luar negeri jangka panjang meningkat, sementara jangka pendek menurun.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal IV 2015 tercatat sebesar US$ 310,7 miliar. Angka ini naik 2,8 persen dibandingkan kuartal III 2015 sebesar US$ 302,3 miliar.

Dalam keterangan BI, seperti dikutip Minggu (21/2/2016), menyebutkan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, posisi total ULN meningkat US$ 17 miliar atau tumbuh 5,8 persen dari posisi akhir 2014 sebesar US$ 293,8 miliar.

"Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir kuartal IV 2015 tercatat sebesar 36,1 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 34,8 persen pada akhir kuartal III 2015 dan 33,0 persen pada akhir tahun 2014," menurut penjelasan BI.

Berdasarkan jangka waktu asal, kenaikan tersebut dipengaruhi ULN jangka panjang yang meningkat. Sementara ULN jangka pendek menurun.

Posisi ULN Indonesia didominasi ULN berjangka panjang mencapai 86,7 persen dari total ULN. ULN berjangka panjang pada akhir kuartal IV 2015 mencapai US$ 269,4 miliar, naik 3,6 persen dibandingkan dengan posisi akhir kuartal III 2015 yang tercatat sebesar US$ 260 miliar.

Di sisi lain, ULN berjangka pendek turun 2,4 persen dari US$ 42,3 miliar pada akhir kuartal III 2015 menjadi US$ 41,3 miliar pada akhir kuartal IV 2015.

"Dengan perkembangan tersebut, kemampuan cadangan devisa untuk menutupi kewajiban jangka pendek membaik, tercermin pada rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa yang turun dari 41,6 persen pada kuartal III 2015 menjadi 39,0 persen pada kuartal IV 2015," papar BI. ​​

Sedangkan berdasarkan kelompok peminjam, kenaikan dipengaruhi ULN sektor publik yang meningkat, sementara sektor swasta menurun.

Posisi ULN Indonesia didominasi ULN sektor swasta. ULN sektor publik meningkat 6,6 persen (qtq) sehingga posisinya pada akhir kuartal IV 2015 menjadi sebesar US$ 143 miliar (46 persen dari total ULN).

Di sisi lain, posisi ULN swasta turun 0,2 persen (qtq) sehingga menjadi US$ 167,7 miliar (54,0 persen dari total ULN) pada akhir kuartal IV 2015. ​​

Pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir kuartal IV 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.

Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2 persen. Bila dibandingkan dengan kuartal III 2015, posisi ULN sektor keuangan tumbuh 1,7 persen.

Sementara ULN sektor industri pengolahan, sektor pertambangan, dan sektor listrik, gas dan air bersih turun masing-masing sebesar 1,5 persen, 2,1 persen, dan 0,5 persen. ​​

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada kuartal IV 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi. ​​(Nrm/Ndw)