Sukses

7 Cara Mengajarkan Keuangan Kepada Anak

Untuk mengajarkan anak mengenai pendidikan keuangan, ada baiknya menyimak tujuh poin ini.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang yang pandai dalam hal keuangan itu cukup sulit. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Anda memerlukan kebiasaan dan kedisiplinan.

Untuk membangun itu, waktu yang Anda butuhkan tidak sebentar. Oleh sebab itu, pendidikan sedini mungkin terkait pendidikan keuangan merupakan suatu hal yang wajib dilakukan, terutama pada anak.

Buat mereka terbiasa mengelola keuangan dengan baik. Untuk mengajarkan anak mengenai pendidikan keuangan, maka ada baiknya Anda menyimak 7 poin yang patut diajarkan kepada anak-anak mengenai uang seperti dikutip dari www.cermati.com, Minggu (28/2/2016):

1. Beri Imbalan

Hampir sebagian anak tidak mengerti, kalau untuk mendapatkan uang seseorang harus bekerja terlebih dahulu. Untuk menumbuhkan kebiasaan seperti ini, ada baiknya Anda membuat sebuah sistem komisi di rumah.

Anda bisa memulainya dengan cara memberikan komisi kepada anak apabila ia melakukan hal-hal yang baik di rumah.

Cara ini efektif membuat anak rajin membantu mengerjakan pekerjaan rumah sesuai dengan kemampuannya. Anda bisa memberikan uang di akhir minggu malam atau di akhir pekan.

Ini bertujuan agar anak mau menyempatkan diri mengerjakan pekerjaan rumah saat akhir pekan. Selain itu, hal ini tidak akan mengganggu kegiatan belajar dan bermain.

2. Habiskan Uang

Umumnya, orang tua akan marah apabila anak-anaknya menghabiskan uang jajan dalam sekejap. Ada baiknya, sesekali biarkan si anak menghabiskan uang yang dimiliki. Meski itu merugikan bagi anak. Dengan cara ini, anak akan memiliki pengalaman belajar.

Mereka akan lebih menghargai uang miliknya. Selain itu, anak pun akan mengerti jika setiap tindakan selalu ada konsekuensi. Dalam hal ini, bila digunakan sembarangan, maka uang miliknya akan cepat habis.

3. Hindari Mengikuti Kemauan

Anak-anak selalu berpikir, apapun yang diinginkan harus langsung didapatkan. Cara untuk mendapatkannya pun sangat mudah, yaitu tinggal meminta kepada orang tua. Hal ini akan berakibat panjang. Anak menjadi tidak peka dengan konsep proses. Dia hanya berfokus pada hasil saja.

Bila hal ini terus berlanjut, maka anak memiliki kecenderungan tidak bisa berusaha dan bekerja keras. Lebih parahnya, dalam konteks pekerjaan, anak cenderung meminta kenaikan gaji. Padahal, dirinya tidak berbuat sesuatu terlebih dahulu untuk mendapatkan apresiasi tersebut.

2 dari 2 halaman

Cara Lain

4. Ajarkan Berbagi

Apabila anak Anda tidak terbiasa berbagi, maka ini adalah pertanda buruk. Setiap agama saja selalu mengajarkan umatnya untuk berbagi.

Lalu, kenapa orang tua sendiri tidak mengajarkan hal itu? Biasakan agar anak mau menyisihkan sejumlah uang. Lalu, memberikannya kepada orang lain.

Pelajaran berbagi dengan orang lain seperti akan menciptakan rasa kepedulian kepada anak. Hasilnya, ketika dewasa kelak, si anak akan peduli terhadap sesamanya dan terus berbagi.

5. Mengelola Pengeluaran

Selanjutnya, ajarkan si anak menghabiskan uang pengeluarannya dengan baik. Bagi anak yang masih di bawah umur, hal ini agak terasa sulit. Namun, bagi anak yang usianya memasuki usia remaja tentu akan lebih mudah diajarkan.

Beritahu secara baik-baik membeli pakaian, makanan, aktivitas hiburan membutuhkan uang. Oleh sebab itu, anak sebisa mungkin membiasakan diri mengelola keuangan dengan baik.

6.Tidak Berutang

Utang merupakan masalah selanjutnya yang sering menjadi penyakit dalam keuangan. Mudah sekali berutang, namun sulit sekali ketika mengembalikan. Apalagi di era kartu kredit seperti ini. Anda bisa mendapatkan segala hal yang Anda inginkan secara instan.

Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, untuk membayar tagihan tersebut saja masih belum bisa. Parahnya lagi, budaya berutang untuk membayar kuliah atau membeli mobil pun semakin marak. Dampaknya, ketika lulus si mahasiswa malah terbebani dengan utang yang menumpuk.

7. Ajari Bersyukur

Kebanyakan anak memiliki kecenderungan tidak bisa mengingat sesuatu yang dia dapat. Namun selalu ingat dengan sesuatu yang tidak dia dapat. Intinya, si anak melupakan apa yang ada di hadapannya, namun mengingat jelas segala sesuatu yang diinginkannya.

Agar Anda memiliki kebiasaan bersyukur, maka ada baiknya Anda mengajarkan anak dengan cara mengajaknya ke tempat wisata. Di sana, si anak akan meminta banyak hal, entah itu mainan, makanan, atau bahkan wahana permainan.

Turuti saja apa kemauannya. Sesampainya di rumah ingatkan apa-apa saja yang sudah ia dapatkan sepanjang hari. Lalu, apabila dia menginginkan sesuatu lagi, maka buat si anak agar mau belajar menahan diri.

Pentingkan Masa Depan Anak Anda

Bila Anda berhasil mendidik perihal keuangan kepada anak semenjak kecil, maka ketika dirinya besar kelak, dia akan lebih menghargai uang. Paling tidak, dirinya mengerti bahwa uang merupakan sesuatu yang berharga dan untuk mendapatkannya, dia harus bekerja keras.

Karena pendidikan keuangan sangat erat kaitannya dengan kedisiplinan dan kebiasaan, maka mengajarkannya sejak dini merupakan pilihan yang tepat. (Ahm/Nrm)