Sukses

Kebijakan Penetapan Harga BBM RI Dicontoh Timur Tengah

Sejumlah negara mencontoh kebijakan BBM di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo tentang Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menjadi kiblat negara lain. Sejumlah negara mencontoh kebijakan BBM di Indonesia.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, kebijakan pencabutan subsidi pada premium menjadi kiblat negara Timur Tengah, di antaranya Arab Saudi dan Iran.

"Berapa negara menyontoh, Arab Saudi, Iran, dan banyak negara yang tadinya mensubsidi BBM, sekarang mulai pelan-pelan melepas subsidi dan ikutin kita," kata Wirat, di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Jakarta, ‎Senin (22/2/2016).

Wirat mengungkapkan, selain mencabut subsidi, penetapan harga yang tidak mengikuti pasar dan mekanisme perubahan harga setiap tiga bulan ‎juga dicontoh negara-negara tersebut.

"Pola periodenya ikutin kita. Sedangkan ekonomi negara kuat, mereka pakai harga pasar," tutur Wirat.

Menurut Wirat, penerapan perubahan harga BBM setiap tiga bulan membuat perekonomian lebih stabil, bahkan pada 2015 saat kondisi perekonomian global melemah, Indonesia merupakan salah satu negara yan‎g pertumbuhan ekonominya tinggi, setelah China dan India.

"Kelebihan stabil pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk paling stabil nomor tiga di dunia setelah India dan China, itu efek positifnya menjaga kestabilan dunia usaha tidak seperti roller coaster," tutur Wirat.

Di atas Harga Keekonomian

Dalam kesempatan itu juga Wirat mengatakan, harga BBM premium dan solar subsidi yang dijual sekarang masih di atas harga keekonomian. Meski begitu, harga tersebut tak bisa serta merta diturunkan mengikuti harga keekonomian,

Wirat mengatakan, karena penurunan harga minyak yang begitu rendah, pada suatu hari harga ‎keekonomian solar Rp 3.150 dan premium Rp 4800 per liter, sedangkan harga solar yang ditetapkan saat ini oleh pemerintah Rp 5.650‎ per liter dan Rp 7.050 per liter.

‎"Kalau dihitung per hari ini memang lebih murah (harga keekonomian) dari yang kita jual. Ada 1 titik pernah Rp 3.150 per liter (solar) di 19 Januari 2016," kata Wirat

Wirat mengungkapkan, pemerintah tidak bisa langsung menurunkan harga BBM. Pasalnya, sudah ada ketentuan perubahan harga BBM dilakukan setiap tiga bulan. Pemerintah akan menyesuaikan harga BBM pada April mendatang. Terakhir, perubahan dilakukan di Januari 2016.

"Jadi bukan hari per hari ya, dan juga harganya ditetapkan oleh pemerintah, bukan harga pasar," tutur Wirat.

Wirat menegaskan, kelebihan penetapan harga BBM yang lebih tinggi dari harga pasar, kelebihannya akan menjadi milik negara bukan milik Pertamina, karena keuntungan Pertamina telah ditetapkan. Kelebihan tersebut pun akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

"Kita baru akan melihat Pertamina lebih kurang, bukan untung ya, karena kalau lebih akan digunakan untuk meng-cover tahun depan, dikembalikan ke negara," pungkasnya.

Video Terkini