Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, menetapkan penjualan kantong plastik di ritel modern seharga Rp 200 per kantong di saat beberapa kota menetapkan harga lebih tinggi. Pemerintah Kota Pahlawan ini enggan menaikkan harga jual seperti kota lainnya karena pertimbangan daya beli masyarakat.
"Kita tetapkan Rp 200 per kantong. Tidak dinaikkan," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditemui usai Rakor Doing Business di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Lebih jauh ia mengatakan, keputusan memberlakukan harga kantong plastik di ritel modern Surabaya sesuai aturan pemerintah pusat karena mempertimbangkan daya beli masyarakat di Kota tersebut. "Iya saya melihat kemampuan daerah," ucapnya.
Paling penting, Risma mengaku, Pemkot Surabaya sudah gencar melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan kantong ramah lingkungan. Ia mengimbau warga Surabaya berhenti menggunakan kantong plastik.
Baca Juga
"Ini sudah kita sosialisasikan sampai ke bawah (pasar tradisional), UMKM, pedagang kaki lima. Karena ini menyangkut disiplin dan kebiasaan. Jangan kemudian membuat cost jadi malah tambah. Mereka bisa belanja dengan menggunakan tas sendiri," paparnya.
Kebijakan menarik, Risma mewajibkan anak sekolah dari SD sampai SMA membawa piring dan gelas saat jajan di lingkungan sekolah. Dengan demikian, ketika berbelanja makanan, mereka sama sekali tidak menggunakan kantong plastik.
"Lebih dari 50 persen sekolah di Surabaya, anak-anaknya kalau jajan bawa piring dan gelas. Kita wajibkan begitu mulai dari SD sampai SMA. Jadi dia beli makanan tidak pakai kantong plastik," terangnya.
Dengan upaya tersebut, Risma belum menghitung seberapa besar dampak pengurangan limbah plastik di Surabaya. "Nanti kita lihat penurunan (sampah plastik) berapa sebab kita sudah lakukan ini sejak pertengahan tahun lalu dan akan berlanjut," ujar Risma. (Fik/Ndw)