Sukses

Kementerian ESDM Luncurkan Program Percepatan Sambungan Listrik

Hingga saat ini, masih ada 12.659 desa tertinggal yang belum memperoleh akses listrik dari jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan Program Indonesia Terang (PIT). Program tersebut merupakan salah satu cara untuk memenuhi target peningkatan rasio elektrifikasi nasional 97 persen pada 2019.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, target pemerintah menyediakan akses penerangan bagi masyarakat Indonesia secara merata. ada banyak langkah yang dilakukan seperti pembangunan pembangkit 35 ribu Mega W‎att (Mw) dan juga melalui Program Indonesia Terang ini. 

"Mengaliri listrik desa-desa tertinggal yang letaknya jauh dan tersebar di pelosok-pelosok negeri membutuhkan pendekatan khusus. Desa-desa ini umumnya sulit dijangkau moda transportasi biasa karena menantang dari sisi geografis dan prasarana transportasi belum memadai," kata Sudirman, di Jakarta, Minggu (28/2/2016).

Hingga saat ini, masih ada 12.659 desa tertinggal yang belum memperoleh akses listrik dari jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN), bahkan 2.519 desa diantaranya belum teraliri listrik sama sekali.‎ PIT akan segera dilaksanakan tahun ini, dimulai dari kawasan Indonesia Timur, dengan berupaya mengaliri listrik ke 10.300 desa hingga akhir 2019.

Desa-desa ini sebagian besar tersebar di Provinsi Papua dan di kawasan Indonesia Timur lainnya. Di Provinsi Papua dan Papua Barat masih ada 18 kabupaten yang sama sekali belum terjangkau oleh listrikPLN, yaitu di Pegunungan Bintang,Tolikara,Yahukimo, Puncak Jaya,Lanny Jaya,Mamberamo Raya,Mamberamo Tengah, Puncak,Nduga, Intan Jaya,Yalimo,Supiori,Paniai,Dogiyai,Deiyai, TelukWondama,Tambraw, danMaybrat.

“Populasi penduduk rata-rata sedikit dengan tingkat kepadatan yang rendah. Implikasinya, membangun jaringan listrik PLN menjadi sangat mahal dan membuat hitung-hitungan ekonomi PLN menjadi rugi. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih khusus kepada masyarakat di desa-desa tertinggal ini supaya mereka dapat segera terlayani listrik. Tanpa kebijakan dan aksi yang berpihak, desa-desa tersebut mustahil bisa mengakses listrik sesuai target yang telah dicanangkan,” jelas Sudirman.

Strategi dalam implementasi PIT adalah memaksimalkan pemanfaatan energi setempat yang erat kaitannya dengan energi terbarukan, seperti energi surya, air, angin, biomassa, hingga arus laut.

Dengan memanfaatkan energi setempat, pembangunan pembangkit dan transmisi listrik dapat dibangun secara lokal (off-grid), berbasis desa atau pulau, dan tak harus menunggu datangnya jaringan listrik dari pusat.

Tahapan yang akan dilakukan oleh Kementerian ESDM dalam melaksanakan PIT adalah konsolidasi data dan sinkronisasi perencanaan di tingkat pusat direncanakan akan tuntas pada bulan Maret 2016. Selain itu juga pelaksanaan pelatihan perencanaan kelistrikan desa akan dilaksanakan selama periode Maret sampai Juni 2016.

Kementerian ESDM juga akan melakukan perencanaan kelistrikan desa dilakukan di tingkat provinsi dan kabupaten sepanjang tahun 2016, dan Implementasi PIT dimulai tahun ini dengan sejumlah lokasi percontohan dan dilanjutkan secara menyeluruh hingga tahun 2019.
Pekerja mengecek instalasi kabel di tiang listrik milik PLN, Jakarta, Jumat (26/2). PLN menjaga mutu keandalan penyaluran tenaga listrik, memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, dan estetika tata kota Jakarta. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan juga penting, terutama mitra pemerintah dalam mengembangkan listrik pedesaan. Kebijakan pengembangan listrik lokal (off-grid) menawarkan kesempatan luas bagi swasta untuk berpartisipasi dalam PIT, bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun daerah, dengan badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, hingga badan usaha milik desa.

PIT akan dimulai di enam provinsi paling timur Indonesia, yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 65 persen desa tanpa listrik dan/atau tanpa jaringan PLN, semisal swasta, swadaya, atau perseorangan berada di enam provinsi tersebut. Ketertinggalan dan kesulitan akses lah yang membuat keenamnya menjadi provinsi yang penting digarap pertama kali.

Dimulai dari kawasan Timur, PIT akan terus bergerak secara cepat ke kawasan Indonesia Barat. Desa-desa tertinggal lainnya di berbagai provinsi di tanah air akan digarap dengan model pendekatan yang serupa dengan lokasi-lokasi percontohan, tentunya dengan penyesuaian berdasarkan pembelajaran dari pelaksanaan sebelumnya. Secara total, PIT berpotensi mengembangkan 500 MW hingga 1000 MW (1 GW).

Indonesia memiliki kelimpahan potensi energi terbarukan. Diperkirakan lebih dari 300 ribu MW‎, namun pemanfaatannya masih sangat minim, atau kurang dari 3 persen. Kendala utama pemanfaatan energi terbarukan adalah akses kepada teknologi energi t‎erbarukan yang masih mahal. Kendatipun sumber energi dapat diperoleh tanpa bayar, tak ayal harga satuan listrik tetap mahal. (Pew/Gdn)