Liputan6.com, Palembang - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengecek kemajuan pembangunan tol Trans-Sumatera ruas Palembang-Indralaya pada Kamis (3/3/2016‎). Jalan bebas hambatan tersebut ditargetkan rampung pada 2017.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III, Thomas Stiabudi Aden mengatakan inspeksi Jokowi ke jalan bebas hambatan sepanjang 22 kilometer (km) tersebut untuk memastikan pembangunan dapat selesai sesuai target.
"Pak Jokowi cuma pengecekan saja, beneran sampai 2017 tidak," kata Thomas, seperti yang dikutip di Palembang, ‎Kamis (3/3/2016).
Advertisement
Thomas menuturkan, Jokowi ingin proyek pembangunan infrastruktur yang peletakan batu pertama (‎groundbreaking) diresmikan olehnya berjalan dan selesai sesuai target.
Baca Juga
"Intinya yang beliau groundbreaking jalan nggak, syukur yang di Bina Marga di groundbreaking sudah jalan. Semua tol ini (Trans-Sumatera) di-groundbreaking Pak Jokowi, Lampung, Palembang Medan Pak Jokowi yang groundbreaking," ujar dia.
Pembangunan jalan tol ruas Palembang – Indralaya memiliki panjang total 22 km dengan biaya investasi Rp 3,30 triliun. Pembangunannya dibagi menjadi tiga seksi, yaitu seksi pertama, Palembang – Pamulutan (7 km) saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 100 persen. Dikerjakan pada Agustus 2015, ruas ini ditargetkan selesai pada Desember 2016.
Seksi kedua adalah Pemulutan–KTM Rabutan (5,70 km) dengan kondisi lahan yang telah bebas adalah 42,93 persen. Konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 - Maret 2017. Seksi ketiga adalah KTM Rabutan – Indralaya (9,3 km) dengan kondisi lahan 40,86 persen, konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 - Juni 2017.
PT Hutama Karya (Persero) menggunakan teknologi vakum untuk mempercepat pengeringan tanah pada pembangunan jalan tol Trans-Sumatera ruas Palembang – Indralaya. Teknologi tersebut pertama kalinya digunakan untuk pembangunan jalan tol di Indonesia.
Person In Charge Perbaikan Tanah Hutama Karya Infrastruktur Resnu Aditya mengungkapkan, lokasi pembangunan ruas tol sepanjang 22 km tersebut mayoritas bermedan rawa. Oleh karena itu, diperlukan perlakuan khusus agar jalan tidak mudah rusak.
Perlakuan khusus tersebut berupa pemilihan teknologi Vaccum Cossolidation Methode untuk mengeringkan dan mengeraskan lahan yang akan dijadikan ruas tol. Dengan teknologi vakum tersebut, pengerjaan lahan bisa lebih cepat ketimbang cara konvensional.
"Perbaikan tanah menggunakan sistem vakum, menggunakan sistem vakum percepat konsolidasi 4 bulan, biasanya 1 tahun, kami memutuskan gunakan sistem vakum sendiri untuk mempercepat program," tutur Resnu.
Menurut Resnu, penggunaan teknologi vakum merupakan hal pertama dalam pembangunan jalan tol. Teknologi tersebut didatangkan dari Tiongkok yang dibawa oleh subkontaktor Hutama Karya, Geotekindo.
"Untuk perbaikan tanah ini kita pakai subkontraktor Goeharbour, tapi ada anak usahanya di Indonesia Geotekindo," ujar Resnu. (Pew/Ahm)