Sukses

Indonesia Bakal Punya Kawasan Khusus Enterpreneur

Pasca krisis 1998, gelombang semangat anak muda di Indonesia untuk berwirausaha meningkat pesat.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan properti PT Paramount Enterprise International atau Paramount Land mendukung semangat wirausaha (enterpreneurship) di kalangan anak muda Indonesia. Salah satunya dengan menyiapkan Gading Serpong sebagai kawasan enterpreneur terbesar di Indonesia.

Managing Director Paramount Land Andreas Nawawi mengatakan, pasca krisis 1998, gelombang semangat anak muda di Indonesia untuk berwirausaha meningkat pesat. Kalau pada 2007 jumlah enterpreneur di Indonesia hanya 0,15 persen dari total penduduk, pada 2015 naik menjadi satu persen. Bahkan persentase itu diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun.

“Enterpreneurship itu seperti virus, kalau satu berhasil maka yang lain juga akan mengikuti. Virus itulah yang ingin kami tebarkan di kawasan Gading Serpong. Selain tempat usahanya, Paramount Land akan mendorong tumbuhnya banyak komunitas wirausaha, kalau perlu nanti didatangkan mentor-mentor yang bagus kemari,” ungkap Andreas seperti ditulis Liputan6.com, Kamis (3/3/2016).

Saat ini Paramount Land telah membentuk sejumlah komunitas enterpreneurship dengan anggota lebih dari 60 ribu orang. Bahkan anggota komunitas menyebar di banyak kota di Indonesia, karena sarana pengajaran juga menggunakan sarana internet.

Paramount Land, ungkap Andreas, juga berencana menjalin kerjasama dengan Politeknik se-Indonesia untuk menularkan semangat wirausaha ini.

Ruang Usaha

Sebagai bentuk komitmen terhadap pengembangan usahawan muda, Paramount Land telah meluncurkan proyek Omaha Square di Gading Serpong untuk melengkapi kawasan komersial yang sudah dibangun di daerah tersebut.

Omaha Square terdiri dari 56 unit bangunan yang mengusung konsep gabungan business loft dan lifestyle center sehingga cocok untuk ruang usaha bagi para pengusaha start-up maupun kelas menengah atas.

Menurut Andreas, kalau kebanyakan pengembang menjual bangunan ruko tiga atau empat lantai sekaligus, sehingga harganya mahal dan sudah tentu memberatkan bagi wirausahawan muda.

Namun di Omaha Square, bangunan komersial yang ditawarkan dijual dengan sistem modular, sehingga pengusaha start-up bisa hanya membeli di lantai ground, lantai satu saja atau lantai berikutnya.

Dengan sistem ini, ungkap Andreas, konsumen dapat memilih ruang usaha vertikal. Misalnya satu unit di lantai ground floor dan satu unit di lantai 1, semuanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan usaha.

“Ini cukup memudahkan bagi enterpreneur muda yang modalnya terbatas untuk memiliki tempat usaha yang representatif. Nantinya kami akan bangun lebih banyak lagi kawasan usaha seperti ini di Gading Serpong,” ungkap dia.

Direktur Paramount Land Aryo Tri Ananto menjelaskan, Omaha Square adalah sebuah area komersial strata-titled dengan luas areal sekitar 4.200 meter persegi. Dibangun setinggi 4,5 lantai, setiap gedung terdiri dari ground floor yang dikhususkan untuk usaha food and beverage (F&B) didukung Alfresco dining dengan luas 8 x 16 m2.

Sementara lantai satu, dua, dan tiga dapat digunakan untuk keperluan perkantoran, pertokoan, bahkan SOHO (khusus lantai tiga).  Omaha Square juga dilengkapi oleh fasilitas seperti eskalator, lift, dan area lobi pada setiap lantai serta parkir yang luas di lantai basement yang dapat menampung hingga ratusan kendaraan, baik motor maupun mobil.

“Omaha Square dipasarkan dengan harga yang kompetitif yaitu mulai Rp 882,5 juta per lantainya,” tambah Aryo. (Muhammad Rinaldi/Nrm)