Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat kinerja bisnis dan keuangan yang positif untuk tahun 2015 dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 9,3 persen menjadi Rp 18 triliun, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 16,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pencapaian laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan portofolio kredit dan biaya bunga (cost of funds) yang lebih rendah. Pendapatan bunga bersih tumbuh 12 persen menjadi Rp 35,9 triliun. Pada saat yang sama, pendapatan operasional lainnya tumbuh 28,5 persen mencapai Rp 12,0 triliun di tahun 2015.
“Perkembangan positifBCA tersebut diraih dengan tetap fokus dalam memberikanIayanan yang konsisten kepada para nasabah, memperkuatfranchise perbankan transaksi Bank, serta memelihara kualitas kredit secara proaktif," kataJahja diJakarta, Kamis (3/3/2016).
Baca Juga
Portofolio kredit BCA tercatat sebesar Rp 387,6 triliun, tumbuh 11,9 persen dari tahun sebelumnya. Penumbuhan kredit tercatat di seluruh segmen terutama didukung oleh pertumbuhan kredit segmen korporasi.
Pada akhir 2015, kredit korporasi meningkat 17,2 persen menjadi Rp 141,3 triliun. Sementara kredit komersial dan UKM naik 9 persen menjadi Rp 146,2 triliun. Pertumbuhan kredit korporasi, komersial dan UKM ditopang oleh membaiknya kondisi ekonomi dan siklus konsumsi yang meningkat menjelang akhir tahun.
Kenaikan kredit konsumer yang sebesar 8,9 persen menjadi Rp 100,5 triliun pada 2015 didukung oleh adanya berbagai program inovatif dengan suku bunga yang menarik. KPR tumbuh 8,7 persen menjadi Rp 59,4 triliun, sementara KKB naik 9,6 persen menjadi Rp 31,6 triliun di tahun 2015. Pada periode yang sama outstanding kartu kredit meningkat 8,1 persen menjadi Rp 9,5 triliun.
Penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit secara konsisten telah memungkinkan BCA untuk mempenahankan rasio kredit bermasalah (NPL) pada level yang rendah sebesar 0,7 persen, atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 0,6 persen. Sementara rasio cadangan kredit bermasalah sebesar 322,2 persen.
Posisi permodalan dan likuiditas terjaga di tingkat yang sehat dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 18,7 persen dan rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) sebesar 81,1 persen per 31 Desember 2015. (Yas/Gdn)