Liputan6.com, Jakarta - Kementerian BUMN telah menetapkan enam sektor perusahaan yang akan dijadikan prioritas holding di masa pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Enam sektor tersebut yaitu sektor jalan tol, pertambangan, minyak dan gas, perbankan, perumahan serta jasa konstruksi dan rekayasa.
Untuk mengkaji rencana pembentukan holding BUMN tersebut layak atau tidak, dan jika layak, bagaimana mekanismenya, Menteri BUMN Rini Soemarno telah menunjuk PT Danareksa (Persero), PT Mandiri Sekuritas dan PT Bahana Securities (Persero).
Advertisement
"Mereka ditunjuk untuk mengkaji enam BUMN, kajiannya kita kasih waktu satu bulan," kata Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah, Sabtu (5/3/2016).
Baca Juga
Ada pun ruang lingkup kajian yang dilakukan tiga perusahaan itu, Edwin menuturkan adalah kajian secara legal dan keuangan.
Secara legal, jika ada beberapa peraturan yang harus disesuaikan, itu akan dilakukan komunikasi antara Kementerian BUMN dengan Presiden. Secara keuangan, apakah dengan dilakukan holding, BUMN benar-benar akan lebih lincah, kuat dan besar atau tidak.
"Kalau tidak bisa diwujudkan tujuannya tersebut maka akan repot juga," tegas Edwin.
Sedangkan rencana pembentukan holding BUMN di sektor migas, Edwin menyatakan PT Pertamina (Persero) menjadi perusahaan yang akan menjadi induk holding. Pertamina akan membawahi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, dan PT Energy Management Indonesia (Persero).
"Pokoknya leadnya yang sahamnya 100 persen masih dimiliki pemerintah. Kita harapkan pembentukan holding tahun ini bisa terwujud," tegas Edwin.(Yas/Ahm)
Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini