Sukses

Kisah Sukses Miliarder, dari Nol hingga Kaya Raya

Kisah sukses miliarder, dulunya tak menyangka bisa mendulang banyak harta dan terkenal.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah sukses miliarder, dulunya tak menyangka bisa mendulang banyak harta dan terkenal. Sebagian dari mereka dulu hanya punya pekerjaan yang biasa saja. Bahkan orang seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg tak lulus kuliah dan dikeluarkan dari universitas.

Masuk ke lingkungan pekerjaan, tak banyak yang menyangka bisa berhasil dan jadi kaya raya. Tapi karena tekad dan kemauan serta kerja yang keras, orang bisa menggapai impian dan mendulang banyak harta. Seperti yang dialami oleh 4 nama miliarder ini.

Mereka dulu bukanlah siapa-siapa. Dilihat dari pekerjaannya pun, tak ada yang menyangka mereka bisa jadi miliarder. Siapa saja? berikut 4 miliarder itu seperti yang dilansir dari Time, Senin (7/3/2016).

1. James Dyson

James Dyson adalah penemu dan pendiri perusahaan Dyson. Kekayaannya kini menurut Forbes mencapai US$ 4 miliar. Dulunya Dyson adalah seorang insinyur, dan dia tak menyangka bisa menjadi orang kaya.

Dia bercerita, di tahun terakhirnya kuliah, dia bertemu Jeremy Fry, Chairman perusahaan Rotork. Dia mengundang James untuk makan malam, dan di sanalah semuanya berawal. James meminta Jeremy untuk berinvestasi di gedung yang telah ia desain di London. Namun, permintaannya itu ditolak. Alih-alih diberikan uang, James malah diberi pekerjaan oleh Jeremy.

"Di bawah sayapnya saya bekerja di pekerjaan itu, the Sea Truck, sebuah kendaraan tempat parkir amfibi. Kita membuat purna rupa pertama. Dia menyuruh saya untuk mengelas. Saya tak pernah melakukannya tapi saya berhasil.

"Dia tak ada masalah jika saya berbuat salah dan belajar dari diri sendiri. Setelah kami menyelesaikan purna rupa itu, saya bertanya, sekarang apa?, kita buat dan kita jual. Semudah itu," kisahnya.

2. Jim Goodnight

Jim bercerita, saat umurnya 12 tahun, keluarganya pindah ke Wilmington di Carolina Utara, dan ayahnya membuka toko bernama Hanover Hardware. Di umurnya yang masih remaja hingga beranjak dewasa, dia membantu sang ayah mulai dari memasukkan barang ke gudang hingga melayani pelanggan.

"Akhirnya, saya dibayar sekitar satu dolar per jam. Saya habiskan uang itu untuk membeli bensin mobil saya. Saya ingat saat itu harganya sekitar 25 sen per galon," tuturnya.

Tak lama, sang ayah memperbesar bisnisnya ke peralatan rumah tangga. Jim akhirnya belajar bagaimana memasang kulkas dan kompor hingga AC.

"Hingga sekarang, saya cukup terampil. Pada pekerjaan itu, saya belajar banyak tentang tanggung jawab, bagaimana berhubungan dengan banyak orang dan pelanggan,"

Sekarang, Jim masuk dalam daftar orang terkaya dengan total kekayaan hingga US$ 8 miliar. Dia adalah pendiri dan CEO perusahaan SAS, perusahaan teknologi pembuat program perangkat lunak.

2 dari 2 halaman

selanjutnya

3. Thomas Peterffy

Thomas mulai bekerja di umur 12 tahun sebagai surveyor lahan di suatu daerah di Hungaria. Dia bertugas membawa peralatan pengukur, makanan, minuman untuk para surveyor.

"Saya ingat berusaha untuk membawa peralatan beras di lapangan di bawah terik bulan Agustus. Saya mencoba untuk menyembunyikan air mata saya. Mereka tak seharusnya mempekerjakan saya di bawah 14 tahun. Saya tidur di gudang jerami," kisahnya.

Namun, dari pekerjaan itu dia merasa mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga hingga membentuknya kini.

"Pengalaman itu membawa saya bekerja teknik sipil. Saat saya kembali ke Amerika di umur 21 tahun, saya akhirnya bekerja sebagai programmer komputer" katanya.

Thomas kini adalah seorang miliarder dengan kekayaan US$ 11,1 miliar dan merupakan Pendiri sekaligus CEO dari perusahaan Interactive Brokers Group.

4. Mikhail Prokhorov

Setelah selesai melakukan wajib militer di Rusia, tempat asalnya, Mikhail bekerja sebagai pengangkut barang dari gerbong kereta. Dia dibayar 40 hingga 120 ruble per gerbong, tergantung dari kargo yang dia bawa.

"Hasilnya cukup lumayan. Sebagai perbandingan, gaji bulanan rata-rata di Uni Soviet kala itu sekitar 200 ruble. Kadang-kadang, saat kita bekerja baik, kita juga mendapatkan tip, sebagai bonus," kisahnya.

Uang tersebut ia belikan sekantung tomat atau apel dan ia berikan pada orang tuanya. Singkat cerita, dia akhirnya membentuk sebuah kelompok dan menjalankan pekerjaan itu.

"Itu adalah pekerjaan kasar. Tapi menengok ke belakang, yang bisa saya katakan itu adalah kali pertama saya sadar kepemimpinan saya sebagai seorang pebisnis. Semuanya berjalan secara alami, secara tidak sadar," katanya.

Mikhail adalah seorang pebisnis, pemilik tim basket Brooklyn Nets dan Barclays Center. Kekayaannya mencapai US$ 7,6 miliar. (Zul/Fik)