Sukses

Kebijakan The Fed Masih Pengaruhi Gerak Rupiah

Menko perekonomian Darmin Nasution menginginkan pergerakan rupiah sesuai fundamentalnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan penguatan kurs rupiah 13.036 per dolar Amerika Serikat (AS) saat ini nyaris mendekati level fundamentalnya. Pergerakan positif rupiah masih akan dibayang-bayangi arah kebijakan The Federal Reserves atau bank sentral AS atas suku bunga acuannya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menegaskan, beberapa pandangan sejumlah pihak menyebut nilai fundamental rupiah di kisaran Rp 12.500 atau Rp 12.700 per dolar AS, bahkan di bawah itu.

"Kita ingin rupiah sesuai fundamentalnya. Ada yang bilang fundamental Rupiah 12.500, Rp 12.700, atau kurang dari itu. Tergantung keseimbangannya di tahun berapa. Kita ingin Rupiah terlalu lemah juga tidak bagus, terlalu kuat juga tidak bagus," jelas dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (7/3/2016).  

Ia memperkirakan, level kurs rupiah saat ini tengah mendekati area fundamentalnya. Kurs rupiah tersebut masih berpeluang menanjak meskipun ruang penguatan tidak terlalu besar.

Faktor penguatan rupiah akan bergantung pada keputusan Bank Sentral AS atau the Federal Reserves/the Fed menaikkan atau tetap mempertahankan suku bunganya.  

"Tapi ya tidak berarti dengan catatan tergantung Amerika, apakah dia (the Fed) menaikkan tingkat bunga. Kalau seperti itu beda lagi ceritanya dibanding kalau harus naikkan (suku bunga). Harusnya kan dia naikkan, tapi bisa jadi tidak. Jadi The Fed masih berpengaruh," ujar Darmin.

Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah menguat 5,55 persen dari level 13.795 per dolar AS pada 31 Desember 2015 menjadi 13.029 per dolar AS pada 7 Maret 2016. (Fik/Ahm)

 

Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di siniÂ