Sukses

Genjot Stok Cadangan Energi, RI Rayu Negara OPEC

Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu memerintahkan peningkatan ketahanan energi dengan memperkuat cadangan strategis.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mendekati negara-negara produsen minyak untuk meningkatkan cadangan strategis energi, terutama minyak. Diharapkan, hal ini dapat memperkuat ketahanan energi nasional.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu memerintahkan peningkatan ketahanan energi dengan memperkuat cadangan strategis.

‎"Perlu membangun strategic petroleum reserve. Pak presiden memerintahkan bangun cadangan," kata Sudirman, seperti dikutip di Jakarta, Kamis (10/3/2016).

Dia mengaku langsung merespons perintah tersebut. Saat ini, ia sedang melakukan penjajakan ke sejumlah negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC ‎agar bisa membeli minyak dengan harga saat ini, tapi untuk penggunaan jangka waktu ke depan.

"Ini sedang melakukan pendekatan ke negara OPEC. Apakah bisa membangun cadangan strategis. Apakah bisa beli dengan harga saat ini untuk ke depan, mumpung kebanjiran stok," tutur dia.


Berbicara tentang peningkatan ketahanan energi,‎ menurut Sudirman, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-5 ikut membawa perbaikan bagi ketahanan energi nasional.

Hubungan dengan negara OKI, membuahkan hasil sangat signifikan bagi perbaikan kedaulatan energi Indonesia, setelah banyak negara penghasil minyak yang menyatakan ingin berperan dalam pemasokan energi Indonesia.

"Karena banyak negara dalam ketekunan kita pergaulan di OPEC dan forum internasional, betul-betul memberi dukungan," tutur dia.

Adapun negara yang ingin berperan dalam kedaulatan energi Indonesia, seperti Azerbaijan yang memangkas perantara pasokan minyak ke Indonesia. Dengan begitu, mata rantai‎ pasokan minyak ke Indonesia menjadi lebih sederhana.

"Misalnya Azerbaijan, dulu crude banyak proses dan rantainya sekarang dapat langsung 1 juta barel per hari," lanjut Sudirman.

Negara berikutnya adalah Iran yang memberi diskon untuk pembelian elpiji sebesar US$ 25 dari harga pasar.‎ (Pew/Nrm)

Video Terkini