Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah investor asal Tiongkok yang bergerak di sektor mebel dan kerajinan tertarik untuk memindahkan pabriknya ke Indonesia. Rencana pemindahan fasilitas produksi tersebut dipicu semakin tinggi standar upah minimum di negara tersebut.
Hal ini pun mendapat sambutan baik dari Menteri Perindustrian Saleh Husin. Menurut dia, masuknya investor asal Tiongkok akan meningkatkan kapasitas industri mebel nasional.
"Keberadaan industri pendukung akan memperkuat kapabilitas industri mebel nasional," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Sabtu (12/3/2016).
Saleh menjelaskan, pemerintah bersama asosiasi telah menetapkan target ekspor mebel dan kerajinan sebesar US$ 5 miliar dalam 5 tahun. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan banyak industri di dalam negeri.
Baca Juga
Agar terjadi pertumbuhan industri, maka dibutuhkan investasi yang lebih besar. Saleh pun berjanji pihaknya akan memfasilitasi seluruh kebutuhan investor Tiongkok yang akan masuk ke Indonesia.
"Target kita 5 tahun lagi nilai ekspor mencapai US$ 5 miliar. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan investasi dalam jumlah besar," kata dia.
Sebagai informasi, pada 2015 nilai ekspor mebel Indonesia hanya mencapai US$ 1,9 miliar. Sementara negara tetangga Indonesia, yaituu Vietnam telah mencapai US$ 6,8 miliar. Besarnya nilai ekspor mebel Vietnam didorong oleh peningkatan investasi mebel asal Taiwan dan Tiongkok.
Sementara itu, saat ini pasar mebel dunia diperkirakan telah mencapai US$ 141 miliar. Oleh karena itu, dengan ketersediaan bahan baku kayu dan rotan di dalam negeri, Indonesia seharusnya memiliki peluang besar untuk meningkatkan nilai ekspor dan menguasai pasar mebel global. (Dny/Nrm)