Liputan6.com, Jakarta - Penurunan harga minyak dunia harus direfleksi dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar Subsidi pada April mendatang. Jika dihitung, berapa harga BBMÂ Premium dan Solar Subsidi jika harga minyak dunia berada di kisaran US$ 30 per barel?Â
Pengamat energi Pri Agung Rakhmanto mengatakan, harga Premium dan Solar subsidi untuk April mengacu pada harga minyak tiga bulan sebelumnya. Jika melihat harga minyak pada jejang waktu tersebut berada di bawah lever US$ 30 per barel dengan begitu harga dua jenis BBM tersebut seharusnya turun.
"Ya harga April sebetulnya ditentukan 3 bulan pertama rata-rata ICP nya rendah di bawah US$ 30 tentunnya harus turun," kata Pri Agung, saat berbincang dengan Liputan6.com, diJakarta, Senin (14/3/2016).
Baca Juga
Menurut ‎Pri Agung, penurunan harga Premium berada di bawah Rp 6.000 per liter dari harga saat ini khusus wilayah non penugasan Jawa, Madura dan Bali (Jamali) Rp 7.050 per liter, sedangkan untuk Solar, dirinya belum bisa memprediksi karena harga Solar masih disubsidi Rp 1.000 per liter.
"Harusnya di bawah Rp 6.000 per liter, kalau Solar tergantung masih ada subsidi Rp 1.000, sekarang pemerintah tergantung mau mencabut subsidi. Kalau tetap disubsidi ya turun harganya," terang Pri Agung.
Pri Agung mengungkapkan, penurunan harga kedua jenis BBM tersebut tidak seharusnya mendekati harga keekonomian. Pasalnya, pemerintah perlu memikirkan kemungkinan yang terjadi dalam tiga bulan ke depan, sehingga jika harga minyak mengalami kenaikan tidak terlalu berat.
"Penurunannya berapa perhitungan tiga bulan ke depan, pemerintah tidak Kaku meski ICP turun, turun harganya jangan Rp 5 ribu per liter (untuk premium)," ungkap Pri Agung.
Perhitungan penurunan harga BBM tersebut menggunakan pendekatan formula yang digunakan oleh Departemen Energi Amerika Serikat. "Sebetulnya bukan hitungan sendiri, dekati harga dengan Departemen Energi Amerika Serikat itu harga produk," tutup Pri Agung.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan perubahan harga Bahan Bakar Minyak‎ (BBM) subsidi yaitu Premium dan Solar pada akhir Maret ini. Pemerintah memang menetapkan untuk mengubah harga BBM subsidi setiap tiga bulan sekali.
Sudirman menjelaskan, pemerintah konsisten melakukan peninjauan harga BBM setiap tiga bulan sekali. Setelah melakukan peninjauan harga BBM subsidi pada akhir Desember 2015 lalu, maka pemerintah akan meninjau harga BBM pada akhir Maret 2016 yang akan berlaku mulai awal April 2016.
"Jadi tetap kami akan gunakan review 3 bulan. Jadi sesuai dengan perhitungan review akan dilakukan pada akhir bulan ini karena terakhir awal Januari. Jadi tidak usah khawatir, akan kami sesuaikan," kata ‎Sudirman.
Pemilihan waktu perubahan harga BBM subsidi setiap tiga bulan sekali untuk menjaga kestabilan perekonomian, dan memudahkan pengusaha menyusun perencanaan keuangan perusahaan. "Tapi kami tidak ingin naik turun terlalu sering, Kasihan nanti pengusaha merencanakan bisnis jadi susah‎," tuturnya.
Sudirman menambahkan, keputusan perubahan harga BBM dilakukan setiap 3 bulan sekali setelah melewati diskusi yang panjang. "Harga minyak ditilik tiap tiga bulan. Keputusan review tiga bulan itu yang dulu didiskusikan sangat panjang. Ada yang usul 1 tahun sekali, 6 bulan sekali. Terus kami pernah coba sebulan sekali juga. Nah, kami ingin supaya ada stabilitas, tapi juga tidak terlalu jauh," terang Sudirman. (Pew/Gdn)