Sukses

Kelebihan Pasokan Kembali Dorong Penurunan Harga Minyak

Harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman April turun 84 sen, atau 2,3 persen ke level US$ 36,34 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak kembali turun pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) setelah dalam satu bulan sebelumnya sempat stabil. Pendorong penurunan harga minyak karena pelaku pasar kembali fokus kepada jumlah pasokan yang ada.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (16/3/2016), harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman April turun 84 sen, atau 2,3 persen ke level US$ 36,34 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent, yang merupakan patokan global, turun 79 sen atau 2 persen, ke US$ 38,74 per barel di ICE Futures Europe.

Setelah lebih dari satu bulan terus-menerus berada di zona positif, harga minyak mentah kembali turun dalam 4 sesi perdagangan terakhir. Baik harga patokan di Amerika Serikat (AS) maupun global turun kurang lebih 6 persen dalam 4 sesi tersebut.

Memang, ada tanda-tanda penurunan tersebut sebagai awalan harga minyak untuk kembali mengalami kenaikan (bullish), melihat adanya penurunan pasokan dan permintaan yang melonjak. Namun tanda tersebut tidak cukup kuat untuk mengubah persepsi pasar bahwa telah terjadi kelebihan pasokan minyak mentah di dunia dalam 2 tahun terakhir.

Analis The Energy Management Institute Dominick Chirichella menjelaskan, tidak lembaga internasional yang bergerak di sektor migas baru saja mengeluarkan penelitiannya. Dalam laporan tersebut, tidak ada satupun lembaga yang melihat bahwa saat ini tidak terjadi kelebihan pasokan minyak mentah di dunia. "Pasar kembali merujuk kepada realitas," tutur Dominick.

Salah satu isu besar yang mendorong kenaikan harga minyak dunia adalah adanya rencana pembekuan produksi dari produsen raksasa minyak termasuk Rusia dan Arab Saudi. Namun karena rencana tersebut tidak diikuti atau tidak disetujui oleh organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) maka kenaikan harga minyak rentan.

Di AS, Data dari American Petroleum Institute menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir ada peningkatan persediaan minyak mentah kurang lebih 1,5 juta barel. Namun memang, untuk persediaan minyak olahan mengalami penurunan. (Gdn/Nrm)