Liputan6.com, Jakarta - Produk kesehatan Indonesia mulai dilirik negara lain. Arab Saudi meningkatkan impor vaksin dari Indonesia secara bertahap. Hal ini menyusul kesuksesan Bio Farma dalam memproduksi vaksin yang berhasil lulus kualifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
"Bio Farma merupakan satu-satunya perusahaan dari Indonesia, negeri muslim terbesar di Asia, yang mendapatkan predikat tersebut," ujar Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan, di Jakarta, Rabu (16/3/2016).
Menurut Gunawan, berdasarkan data trade statistics for international business development tahun 2014, Indonesia telah berhasil mengekspor produk vaksin ke seluruh dunia senilai lebih dari US$ 114 juta. Sedangkan Arab Saudi mengimpor vaksin dari seluruh dunia senilai lebih dari US$ 270 juta.
“Pemerintah akan bersinergi mencari terobosan baru untuk dapat membantu peningkatan ekspor vaksin," ucap Gunawan.
Baca Juga
Corporate Secretary Bio Farma Rahman Rustan menyatakan, saat ini jenis vaksin yang telah diekspor ke Arab Saudi masih terbatas pada vaksin DT, Polio, dan Pentabio (DTP-HepB-HiB). Diharapkan ke depan, jenis vaksin lainnya dapat menembus pasar Timur Tengah.
Bio Farma adalah salah satu BUMN farmasi di Indonesia yang berlokasi di Bandung. Menurut Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Maura Linda Sitanggang, Bio Farma telah memasok ke lebih dari 130 negara di dunia dan termasuk ke 49 negara Islam. Proses pemasaran dilakukan secara bilateral juga melalui UNICEF.
Bio Farma pun aktif dalam kegiatan misi dagang yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan ke Timur Tengah. Peran aktif pemerintah dan Bio Farma pada sidang tahunan Organisasi Konferensi Islam (OKI) awal Maret lalu diharapkan dapat meningkatkan peran Indonesia di level Internasional.
Dengan keahlian yang dimiliki di bidang vaksin, Bio Farma berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian vaksin bagi negara Islam melalui sharing knowledge dan transfer teknologi. Hal ini akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak baik Indonesia maupun negara Islam, termasuk Arab Saudi. (Nrm/Gdn)