Sukses

Harga Komoditas Tertekan Kurangi Pendapatan Negara

Harga komoditas tertekan membuat pengusaha memangkas produksi hasil tambang.

Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas tambang yang merosot tidak hanya menjadi tekanan bagi pengusaha, tetapi juga pemerintah karena berpengaruh pada pendapatan negara.

Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot mengatakan, ‎saat evaluasi sektor mineral dan batu bara pada 2015, harga komoditas menurun akibat dampak dari ekonomi global melambat.

"Kalau kita melihat tahun 2015 memang semuanya mengalami penurunan daripada dampak penerimaan global," kata Bambang, di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Bambang menuturkan, kondisi tersebut tidak hanya memberatkan pengusaha, tetapi juga pemerintah lantaran berpengaruh pada pendapatan negara. Target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor tambang mencapai Rp 52 triliun, tapi realisasi hanya Rp 29,6 triliun pada 2015.

"Kita lihat dampak itu bukan hanya dirasakan pengusaha, tapi juga pemerintah,‎" ujar Bambang.

Ia menuturkan, kondisi penurunan pendapatan tersebut mulai terjadi pada 2012. Kondisi itu diperkirakan terus berlanjut dan berdampak pada PNBP pada 2016 yang kurang dari Rp 30 triliun.

"Kalau dari minerba itu penerimaan pajak dari royalti, land rent. Yang jelas itu kurang dari Rp 30 triliun pada 2016," tutur Bambang.

Bambang melanjutkan, kondisi tersebut diperparah dengan pengurangan produksi sebagai langkah efisiensi pengusaha tambang, dalam menyikapi menurunnya harga komoditas mineral dan batu bara.

 "Salah satunya kita mengalami penurunan di tembaga, sehingga produksi juga mengalami penurunan," ‎ujar Bambang.