Sukses

Kadin: Tarif Timbun Kontainer Naik Kian Turunkan Daya Saing RI

Pengusaha menilai dominasi penguasaan infrastruktur pelayanan publik oleh satu perusahaan pelat merah memicu persaingan tidak sehat.

Liputan6.com, Jakarta -
Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilaiPTPelindo II (Persero) kian menurunkan daya saing produk nasional seiring penerapan kenaikan tarif penimbunan peti kemas di pelabuhanTanjungPriok,Jakarta sebesar 900 persen.
 
Selain itu, perusahaan ini juga dinilai ingin mendapatkan keuntungan besar dari kebijakan ini.
 
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasokan, Rico Rustombi mengungkapkan, dominasi penguasaan infrastruktur pelayanan publik oleh satu perusahaan pelat merah memicu persaingan tidak sehat, termasuk di pelabuhan. Itulah gunanya melibatkan swasta dalam pengelolaan pelabuhan. 
 
"Kalau swasta dilibatkan, asas kompetitif bisa jalan. Kalau tidak bisa bersaing, tidak bakal dipakai jasanya. Yang diprioritaskan public service obligation (PSO), tapi Pelindo malah cari profit," ujar Rico di Jakarta, Rabu (16/3/2016). 
 
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Soetrisno juga mengatakan, Pelindo II telah menipu pengusaha dengan mengatas namakan seluruh pengusaha menyetujui kenaikan tarif penumpukan peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok.
 
"Karena dikatakan dua asosiasi penyedia jasa setuju tarif naik. Masa suruh bayar mahal, mau tandatangan. Kita bisa adukan karena menipu kita sebagai pengguna," tegas dia. 
 
Dia mengaku, akibat kenaikan tarif sebesar 900 persen, pengusaha terpaksa membebankan penyesuaian harga barang atau produk lebih mahal kepada konsumen. Kondisi ini akan mengancam daya saing Indonesia. "Kalau begini, yang ada meningkatkan ketidak daya saingan kita," pungkas Benny. (Fik/Nrm)