Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi solar dinilai tepat untuk menghadapi momentum penurunan harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini.
Direktur Eksekutif Refomainer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, dengan adanya momentum penurunan harga minyak dunia akan berimbas pada murahnya harga solar di pasar global. Sebab itu subsidi solar sebesar Rp 1.000 per liter bisa dikurangi.
"Harga rendah seperti saat ini memang momentum untuk mengurangi subsidi," kata Komaidi saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Namun Komaidi menambahkan, sebelum mencabut subsidi solar, pemerintah diminta mempertimbangkan dan memperhitungkan manfaat yang didapat dari pencabutan subsidi tersebut. ‎"Asalkan dihitung biaya manfaatnya dulu‎," tutur dia.
Baca Juga
Menurut Komaidi, jika berdampak positif pada keuangan negara dalam hal ini penghematan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan perekonomian, ‎rencana pengurangan subsidi solar perlu direalisasikan pemerintah.
‎"Jika memang baik bagi APBN dan perekonomian dalam jangka panjang silahkan saja dilakukan," tegas dia.
‎Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengurangi subsidi pada solar sebesar Rp 1.000 per liter. Rencananya dana subsidi akan dialihkan untuk pengembangan ketahanan energi.
Kepala Pusat Komunikasi ‎Publik Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, rencana pencabutan subsidi untuk solar tersebut berasal dari wacana berbagai pakar energi, untuk menyikapi momen penurunan harga minyak dunia perlu dilakukan pengurangan subsidi. Pasalnya, harganya akan lebih murah.
"Mulai ada pemikiran dari pengamat selagi harga minyak turun saat untuk mengurangi subsidi solar,ya munculkan besaran subsidinya kan diperhitungkan dihitung seribu per liter," ungkap Jatmiko.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, jika subsidi pada solar dicabut pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016, maka akan menghemat‎ anggaran Rp 16 triliun.
"Soal saat ini kan, ada wacana untuk kurangi subsidi solar Rp 1.000. Dan kalau ini, total subsidi kita di 2016 untuk solar kan sekitar Rp 16 triliun," jelas dia.
 Jatmiko melanjutkan, anggaran subsidi untuk solar tersebut bisa dialihkan untuk membangun infrastruktur dan pengembangan ketahanan energi ‎melalui Dana Ketahanan Energi (DKE).(Pew/Nrm)