Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta kepada jajaran manajemen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, untuk segera merealisasikan pembangunan pabrik semen di wilayah Indonesia bagian timur. Sebelumnya, Semen Indonesia telah mengembangkan sayap di Aceh.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno mengatakan, untuk bisa bersaing di kancah internasional, kekuatan dalam negeri harus dibangun kuat terlebih dahulu. "Jangan lupa yang di timur, karena Semen Indonesia sudah sifatnya global, artinya global itu berarti di negara sendiri sudah harus menguasai," kata Harry di Kementerian BUMN, Kamis (17/3/2016).
Ditegaskan Harry, dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), era persaingan semakin ketat. Untuk itu, Semen Indonesia diminta memperkuat pasar dalam negeri, terutama di wilayah Indonesia timur agar pasar tidak dirampas produsen semen dari negara lain.
Harry menambahkan, Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke 7 di dunia pada 2030. Oleh sebab itu dengan semakin meningkatnya daya saing industri dalam negeri akan membantu mempercepat pencapaian cita-cita tersebut. "Karena orang yang mau mendirikan pabrik semen itu banyak, nah yang punya tempat dan aset di Indonesia kok malah takut-takut," papar dia.
Baca Juga
Sementara itu di kesempatan yang sama Direktur Utama Semen Indonesia Suparni mengaku tengah mengadakan pembicaraan dengan beberapa perusahaan untuk rencana pembangunan pabrik di Indonesia Timur. Hanya saja Suparni masih enggan mengungkapkan dimana dia akan berekspansi.
"Kami sedang siapkan, nanti kami akan umumkan kalau sudah dekat waktunya, yang pasti kami akan bangun di Indonesia Timur," jawab Suparni.
Sebelumnya, Semen Indonesia telah membentuk anak usaha baru yang bakal beroperasi di Aceh. Anak usaha ini dibentuk dengan join venture antara Semen Indonesia dengan PT Samana Citra Agung.
Suparni menjelaskan, porsi kepemilikan saham Semen Indonesia di anak usaha ini mencapai 87,5 persen, sementara PT Samana Citra Agung memiliki porsi 12,5 persen. "Hal ini bagian dari langkah strategis perusahan dalam rangka memenuhi kebutuhan volume dan memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan efisiensi dari operasional perusahaan," kata dia.
Selama ini kebutuhan semen di wilayah Aceh dipasok dari pabrik Semen Padang. Jauhnya jarak produksi dengan pusat konsumsi menjadikan perusahaan mengeluarkan biaya distribusi yang cukup besar.
Anak usaha patungan ini dinamai PT Semen Indonesia Aceh. Sementara mengenai total investasi yang dikeluarkan untuk membangun anak usaha dan kemudian membangun pabrik baru ini mencapai Rp 5 triliun.
"Samana Citra Agung ini sebelumnya sudah memiliki lahan mencapai 1500 hektar, sementara kalau kita mau bangun pabrik, untuk ngurus lahan sebesar itu bisa memakan waktu yang lama, bisa lima tahunan," terang Suparni. (Yas/Gdn)