Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) meminta bank merespons penurunan suku bunga acuan/BI Rate ke 6,75 persen dengan menurunkan suku bunga, baik kredit maupun deposito.
Lantaran penurunan suku bunga acuan ini merupakan momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi RI.
Baca Juga
Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung ‎mengatakan BI sendiri telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sejak awal tahun.
Advertisement
"Kami berharap dengan adanya likuiditas yang kami jaga cukup dan BI rate turun 3 kali. Perbankan diharapkan segera merespons dengan menurunkan suku bunga baik deposito ataupun kredit. Dan yang penting, ketersediaan kredit. Itu yang penting bagi dunia usaha. Itu kami harapkan," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Baca Juga
Dia mengatakan, penurunan suku bunga sendiri mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya inflasi yang terjaga dengan baik. BI masih optimistis jika inflasi masih berada dalam target 4 plus minus 1 persen tahun ini.
"Perkiraan kami masih mid poin dari 4 plus minus 1 persen. Itu sudah pertimbangkan kemungkinan penurunan BBM di April dan kemungkinan pemerintah mengurangi atau hilangkan subsidi solar. Itu sudah dipertimbangkan," ungkap dia.
Meski BI rate turun, BI masih enggan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM).Lantaran, penurunan GWM baru berlaku dan untuk perubahannya perlu adanya evaluasi lagi.
"Kami lihat dengan pemberlakukan GWM yang turun 1 psn kan baru berlaku kemarin pada 16 Maret. Dan kami lihat sebelum 16 Maret pun likuiditas sudah agak membaik," ujar dia. (Amd/Ahm)