Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menggelontorkan anggaran Rp 2,4 triliun untuk melaksanakan Sensus Ekonomi (SE) 2016. Mayoritas dari dana tersebut dialokasikan untuk membayar upah 340 ribu petugas lapangan maksimal Rp 3 juta per bulan.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, pihaknya merekrut sekitar 340 ribu petugas. Petugas BPS tersebut merupakan hasil seleksi terbuka dari ribuan pendaftar.
BPS mencatat, jumlah pendaftar petugas SE 2016 menembus 10 kali lipatnya. Sementara jumlah pegawai BPS di seluruh Indonesia hanya sebanyak lebih dari 16 ribu pegawai.
Advertisement
Â
Baca Juga
"Petugas ini sudah kita berikan pelatihan 3-4 hari. Petugas dilatih mengenai cara mengisi kuesioner, konsep definisi setiap pertanyaan, bagaimana mewawancarai responden, tujuan pengumpulan data, serta lainnya," ucap Suryamin saat konferensi pers Sensus Ekonomi 2016di kantornya, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Petugas SE 2016 dikontrak selama satu bulan, periode sensus berlangsung mulai dari 1-31 Mei 2016. Ribuan petugas tersebut disebar untuk mewawancarai dan mendata 24 juta usaha atau perusahaan di seluruh Indonesia, mulai dari tukang cukur, pedagang kaki lima sampai perusahaan kakap. Mereka mendatangi dari satu rumah ke rumah lain, dan kantor satu ke kantor lain.
"Kita kontrak sebulan dengan gaji Rp 2,4 juta-Rp 3 juta. Upahnya sudah di atas UMR lho, jadi SE 2016 ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah cukup banyak," ucap Suryamin.
Dengan begitu, Suryamin bilang, BPS mengalokasikan dana sebesar Rp 2,4 triliun guna mengeksekusi Sensus Ekonomi 2016. "Di mana lebih dari 90 persen dari anggaran itu digunakan untuk upah petugas SE," tegasnya.
Ia berharap peran serta dari seluruh pelaku usaha di Indonesia untuk mengikuti SE 2016. Pasalnya, sambung Suryamin, data yang dihasilkan sangat penting dan bermanfaat bukan hanya bagi pemerintah dan pelaku usaha, tapi juga seluruh lapisan masyarakat.
SE 2016, tambah Suryamin, selaras dengan program Nawacita pemerintah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa Asia lainnya. Serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik.
"Hasil SE 2016 nantinya akan menjadi bahan acuan kebijakan terkait ekonomi oleh pemerintah," pungkasnya.