Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mengkaji penghapusan subsidi pada solar. Rencana tersebut muncul ‎untuk menghemat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ketika harga minyak sedang murah.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, instansinya akan meninjau seluruh aspek untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum penghapusan subsidi solar diberlakukan.
"Pandangan itu dengan melihat seluruh aspek, kondisi ekonomi masyarakat, dan lain-lain," kata Sudirman, di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Advertisement
Sudirman mengungkapkan, rencana penghapusan subsidi solar berasal dari berbagai pihak, mengingat harga minyak dunia sedang tertekan. "Mengenai solar, kita mendengar banyak masukan, kita apresiasi," tutur Sudirman.
Baca Juga
Pengurangan subsidi solar yang direncanakan pemerintah dinilai tepat untuk menghadapi momentum penurunan harga minyak dunia yang terjadi sejak tahun lalu.
Direktur Eksekutif Refomainer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, ada momentum penurunan harga minyak dunia akan berimbas pada murahnya harga solar di pasar global dengan begitu subsidi untuk solar Rp 1.000 per liter bisa dikurangi.
"Harga rendah seperti saat ini memang momentum untuk mengurangi subsidi," ujar Komaidi.
Komaidi menambahkan, sebelum mencabut subsidi solar, pemerintah harus melakukan pertimbangan dan perhitungan manfaat yang didapat dari pencabutan subsidi tersebut. ‎
"Asalkan dihitung biaya manfaatnya dulu‎," ujar Komaidi.
Komaidi mengatakan, jika berdampak positif pada keuangan negara dalam hal ini penghematan APBN dan perekonomian, ‎rencana pengurangan subsidi solar perlu direalisasikan pemerintah.
‎
"Jika memang baik bagi APBN dan perekonomian dalam jangka panjang silakan saja dilakukan," kata Komaidi. (Pew/Ahm)