Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penenanaman Modal (BKPM) tengah mempersiapkan desk khusus yang diperuntukkan para pengusaha asal Tiongkok. Desk khusus ini untuk menfasilitasi investor asal Tiongkok untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan, dengan adanya desk khusus ini akan meningkatkan realisasi investasi dari para investor Tiongkok. Menurut Franky, Tiongkok merupakan negara pemasaran utama investasi RI. "Awal April kami akan luncurkan desk khusus ini, sudah berbahasa Tiongkok, jadi akan memudahkan para investor di sana," kata Franky di kantornya, Senin (21/3/2016).
Franky menambahkan selama ini salah satu kendala yang dialami para investor Tiongkok dalam hal bahasa. Meski laman resmi BKPM sudah menggunakan bahasa Inggris, namun beberapa pengusaha Tiongkok lebih nyaman dan lebih paham dengan bahasa mereka sendiri.
Nantinya desk ini akan menjembatani para investor Tiongkok dan membimbing dalam melakukan perizinan investasi melalui layanan izin investasi 3 jam. "Jadi nanti akan dioperasikan pihak ketiga, nanti mereka yang akan dampingi untuk mengajukan perizinan investasi," tegasnya.
Baca Juga
Tidak hanya itu, untuk memercepat invesatsi dari Tiongkok, BKPM juga meningkatkan kerjasama dengan beberapa bank dari Tiongkok seperti Bank of China dan ICBC.
Dalam waktu dekat, BKPM masih akan mengunjungi beberapa provinsi dan kota di Tiongkok. Hanya saja, untuk lebih menarik BKPM akan menyajikan presentasi dan video dengan Bahasa Tiongkok.
Untuk diketahui, BKPM mencatat nilai komitmen investasi di Februari 2016 mencapai Rp 355 triliun. Angka ini naik jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut diperoleh dari izin prinsip penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 75 triliun yang naik 66 persen. Serta izin prinsip penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 281 triliun yang juga meningkat 218 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Komitmen investasi yang masuk melalui izin prinsip tersebut menunjukkan daya tarik untuk berinvestasi di Indonesia masih tinggi. "Awal tahun ini, angka komitmen investasi yang dicatatkan di Januari dan Februari sangat positif bagi target pencapaian realisasi investasi 2015-2019 yang sebesar Rp 3.500 triliun," ujar Franky.
Sementara jika dilihat dari asal negara PMA, lanjut Franky, Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat pertama dalam hal komitmen investasi. Tercatat, komitmen investasi dari Negeri Paman Sam tersebut mencapai US$ 16,2 miliar. Kemudian diikuti dengan Tiongkok US$ 395 juta, British Virginia Island US$ 322 juta, Singapura US$ 302 juta dan Korea Selatan US$ 292 juta. (Yas/Gdn)