Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku 1 Januari 2016 merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia di berbagai sektor. Salah satunya, tantangan di bidang jasa profesi akuntansi.
Sekretaris DPP Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Jawa Timur, Adi Prawito mengatakan saat ini jumlah akuntan di Indonesia masih minim jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Dengan mengacu data INKINDO, di Thailand, jumlah akuntan sebanyak 56.125 orang, Malaysia berjumlah 30.236 orang. Di Singapura sebanyak 27.394 orang. Di Filipina sebanyak 19.573 akuntan. Sedangkan di Indonesia hanya 15.940 orang.
Advertisement
Baca Juga
"Masih minimnya jumlah akuntan di Indonesia dibandingkan dengan akuntan asing di Asia Tenggara, menjadikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai lembaga profesional akuntansi terus berupaya melakukan sertifikasi akuntan untuk menjadi akuntan profesional," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Ia menuturkan, profesi konsultan sangat terbuka pada era MEA. Oleh sebab itu dia mengajak para pengusaha untuk tidak sekadar menjadi akuntan tetapi berkompetisi menjadi pengusaha di negeri sendiri.
"Persaingan di era MEA ini harus menjadi motivasi kita menjadi pengusaha di negeri sendiri," lanjut dia.
Meski demikian, Adi menilai akuntan Indonesia tidak perlu khawatir dengan adanya persaingan tersebut. Dirinya mengaku optimistis SDM akuntan di Indonesia siap berkompetisi secara sehat, kreatif, dan inovatif menghadapi era MEA ini.
"Kita tidak usah takut bersaing dengan Akuntan Asing. Syaratnya kita harus fokus menyiapkan skill, fokus, kreatif dan inovatif," kata dia.
Sementara itu, pendiri Moco (Social Reading), Sulasmo Sudarno menekankan pentingnya melek information of technology (IT) untuk profesi akuntan dalam menghadapi persaingan di era MEA. Sulasmo menuturkan, akuntansi dan digital saling berkaitan erat. Akuntansi butuh IT untuk terus memperbaharui data dan informasi.
"Sementara, IT butuh akuntan untuk membahasakan proses akuntansi dalam dunia sistem," kata Sulasmo. (Dny/Ahm)