Liputan6.com, Jakarta - Program buying mission yang dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali memberikan kontribusi bagi ekspor nasional. Salah satu komoditi yang akan diekspor yaitu produk benang dengan tujuan Brasil.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan, perusahaan asal Negeri Samba, CTM Representacao e Gestao Corporativa Ltda (CTM) telah menandatangani kontrak pembelian produk benang dari PT Ramagloria Sakti Tekstil dan PT Excellence Qualities Yarn asal Indonesia dengan total nilai kontrak sebesar US$ 1 juta.
"Kontrak tersebut merupakan hasil program buying mission yang menjadi inisiatif baru Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor sejak 2014. Kali ini buying mission kembali berhasil menguatkan potensi ekspor ke negara nontradisional," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Dia menjelaskan, kontrak kerja sama ini merupakan tindak lanjut promosi bersama Indonesia Trade Promotion Center (ITPC)Â Sao Paolo dengan PT Ramagloria Sakti Tekstil dan PT Excellence Qualities Yarn pada Brazil International Apparel Sourcing/Yarn &Fabric Fairs di kota Sao Paulo pada 27-29 Mei 2015.
Baca Juga
Dengan kontrak tersebut, PT Ramagloria Sakti Tekstil akan memasok produk benang dengan jenis 100 persen viscose ring spun yarn, 65 persen polyester and 35 persen viscose ring spun yarn serta 100 persen polyester ring spun yarn kepada CTM senilai US$ 500 ribu.
Sementara dengan nilai yang sama, PT Excellence Qualities Yarn akan memasok produk benang dengan jenis yang berbeda yaitu 100 persen viscose open end and vortex yarn, 65 persen polyester and 35 persen viscose vortex yarn serta 100 persen polyester vortex yarn.
CTM yang berdiri sejak 1992 merupakan perusahaan Brasil yang memasok kebutuhan benang atau yarn di Brasil dan negara Amerika Latin lainnya seperti Kolombia, Argentina, dan Paraguay.
Kepala ITPC Sao Paulo Tonny Hendriawan mengungkapkan, dengan populasi penduduk mencapai 204 juta jiwa menjadikan Brasil pasar potensial bagi ekspor produk-produk Indonesia.
"Industri tekstil dalam negeri Brasil yang utama adalah fabric, apparel, garment, dan fashion yang produknya dipasarkan ke negara- negara Amerika Latin lainnya," kata dia.
Menurut Tonny, Indonesia harus mengambil peluang lebih besar lagi melalui benang yang merupakan salah satu rantai produk dalam industri tekstil Brasil.
Sementara itu, Direktur CTM Carlos Modolo juga mengakui bahwa kualitas produk benang Indonesia lebih baik dibanding negara lain.
"Kualitas produk benang Indonesia lebih baik dibanding negara pemasok lainnya. Diharapkan nilai kontrak dapat meningkat seiring terjadi perbaikan ekonomi di Brasil pada 2016 ini," ujar Carlos.
Sebelumnya, ekspor produk benang asal Indonesia ke Brasil menurun drastis. Nilai ekspor benang Indonesia ke Brasil mencapai US$ 280,5 juta pada 2014 turun hingga menjadi US$ 215,5 juta pada 2015.
Total ekspor produk benang Indonesia ke dunia pada 2015 mencapai US$ 4,3 miliar. Dari nilai tersebut, Brasil merupakan negara tujuan ekspor ke-5 untuk produk benang Indonesia dengan nilai ekspor mencapai US$ 215 juta pada 2015.
Berdasarkan data ITC pada 2014, Indonesia merupakan pemasok terbesar ke-2 untuk produk benang di Brasil dengan pangsa pasar mencapai 10,96 persen dari total impor benang Brasil dari dunia. (Dny/Gdn)
Â
Advertisement