Liputan6.com, Jakarta Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyepakati pembangunan tipe rel kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) yang dibangun di DKI Jakarta menggunakan standar internasional dengan lebar rel 1435 milimeter (mm), atau disebut gauge. Proyek LRT DKI Jakarta sebanyak 7 rute sepanjang 83 km akan dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Kesepakatan ini diputuskan dalam rapat koordinasi tentang kemajuan Perkembangan Pembangunan LRT di DKI Jakarta, Jabodetabek, dan Palembang. Rapat ini dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, dihadiri Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Sonny Loho, serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan bahwa Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membangun rel kereta api di luar DKI Jakarta. Di wilayah DKI, pembangunan rel menjadi tanggung jawab Pemprov.
Advertisement
Â
Baca Juga
“DKI akan mengembangkan rel LRT berstandar gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD, pemegang anggaran (PA) ada di Gubernur DKI," ujarnya di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/3/2016)
Ketujuh rute LRT DKI Jakarta antara lain Kebayoran Lama-Kelapa Gading sepanjang 21,6 km, Tanah Abang-Pulo Mas sepanjang 17,6 km, Joglo-Tanah Abang sepanjang 11 km, dan Puri Kembangan-Tanah Abang sepanjang 9,3 km.
Lalu rute berikutnya, Pesing-Kelapa Gading sepanjang 20,7 km, Pesing-Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 18,5 km, dan Cempaka Putih-Ancol sepanjang 10 km. Estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan setiap satu rute adalah sekitar Rp 7,5 triliun dari APBD.
Sementara itu, Menhub Ignasius Jonan menyatakan Kemenhub akan melaksanakan pembangunan rel LRT di luar DKI Jakarta dengan mengikuti spesifikasi rel standar gauge. Pembiayaan jalur rel LRT untuk di luar DKI Jakarta, antara lain Cibubur-Cawang kurang lebih 14,3 km dan Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,5 km melalui APBN.
Jalur terintegrasi yang menghubungkan LRT di DKI Jakarta lebih panjang dibanding jalur LRT di luar DKI Jakarta. Volume penumpang di DKI juga lebih banyak. Karena itu, pembangunan sarana di DKI Jakarta juga lebih besar.
"DKI kan mau bangun lebar rel 1435 mm, ada tujuh ruas, jadi kita oke saja mendukung karena pakai APBD," ujar Jonan.
Selanjutnya
Hal ini dibenarkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pemerintah pusat dan daerah memutuskan membangun seluruh rel LRT dengan standar internasional. Pertimbangannya, Pemprov akan menggarap proyek ini dengan menggunakan listrik di bawah, bukan di atas. Jika ada perluasan pun akan lebih mudah jika lebar rel 1435 mm.
"Jepang malah pakai rel yang sempit, pakai listrik di tengah dan menggunakan rel standar. Bangkok, Manila, Singapura juga menggunakan standar yang sama, termasuk Kuala Lumpur. Ini sudah disetujui semua pakai," ia menjelaskan.
Untuk itu, pemerintah akan melakukan Revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, sebagai tindak lanjut hasil rakor.
"Karena di PP kami bisa menunjuk BUMN untuk bangun konstruksi tol dan lainnya, termasuk LRT. Tapi tidak disebutkan BUMN. Apakah mau ditambahin BUMN atau BUMD-nya di PP, sehingga BUMD kalau untuk konstruksi juga bisa dikerjakan tapi dengan nilai dan cara yang benar, bukan di mark-up," tutur Ahok.
Ahok berharap PT Jakarta Propertindo (JakPro) dapat bekerja sama dengan PT Wijaya Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk dan PT Waskita Karya dalam membangun proyek LRT. Pemprov mengaku telah menyediakan anggarap Rp 4 triliun untuk pembangunan tahap awal. Wijaya Karya telah berkomitmen mengucurkan modal Rp 1 triliun ikut dalam proyek tersebut.
"Kita sudah siap Rp 4 triliun di JakPro, tapi saya tidak tahu Adhi Karya dan Waskita Karya mau beri berapa," ia menjelaskan.
Molor Dari Jadwal
Ahok menambahkan, Pemprov menargetkan pemasangan tiang pancang atau groundbreaking paling lambat April 2016 dan Mei paling cepat, tergantung pada revisi PP.
Namun ia mengaku pembangunan LRT tahap I, yakni rute Cibubur-Cawang-Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas dengan 18 stasiun dan panjang 41,1 km dapat mengejar pelaksanaan ASEAN Games di 2018. "Bisa kejar ASEAN Games, tapi hanya fase I. Sedangkan untuk keseluruhan bisa rampung 2020," pungkasnya.
Advertisement