Sukses

Perlukah Khawatir dengan Serbuan Tenaga Kerja Asing?

Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah bergulir.

Liputan6.com, Jakarta - Era Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah bergulir. Siap-siap, banyak serbuan barang-barang impor dari negara di Asia Tenggara makin mudah masuk ke Indonesia. Tak hanya itu, tenaga kerja juga dikhawatirkan bakal menyerbu Indonesia.

Perlukan kita khawatir?

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan, meski MEA sudah bergulir, bukan berarti tenaga kerja asing tersebut bebas masuk ke Indonesia dan menggeser posisi dari tenaga kerja di dalam negeri.

Tenaga kerja asing, lanjut Hanif, akses masuknya ke Indonesia pun tidak mudah. "Pekerja asing disyaratkan untuk skill. Ada barrier-nya juga, jadi tidak bebas masuk juga," kata Hanif dalam sebuah wawancara di kantor Liputan6, Senayan, Jakarta.

Tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia adalah tenaga kerja yang terpilih dan memiliki keterampilan.

Menghadapi persaingan dengan tenaga kerja asing tersebut, tenaga kerja lokal harus siap untuk meningkatkan daya saingnya. "Karena daya saing itu adalah kunci untuk bisa hidup dan survive," katanya.

Hanif juga mengatakan, tantangan lain yang dihadapi angkatan kerja Indonesia adalah, mayoritas pekerja di Indonesia punya latar belakang pendidikan yang rendah. Sebesar 90 persen dari 122 juta orang total angkatan kerja adalah mereka yang hanya mengenyam bangku sekolah menengah atas ke bawah.

"Ini mereka kalau mau masuk ke angkatan kerja akan sulit. Kalau pun masuk yang low skill," jelasnya.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing dan kualitas tenaga kerja di dalam negeri, pemerintah mendorong peningkatan kualitas sumber daya alam dan sertifikasi pekerja, agar mereka bisa diakui di sektor pekerjaan tertentu. "SDM ditingkatkan, sertifikasi kita genjot," tuturnya. Simak wawancara lengkapnya di sini.