Liputan6.com, Beijing - Permintaan batu bara dari China diperkirakan kembali jatuh lantaran penggunaan turun untuk industri. Permintaan diperkirakan turun dua persen pada 2016, dan harga batu bara diperkirakan tetap rendah.
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Batu Bara China Xu Liang menyampaikan hal itu, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (26/3/2016).
Dengan begitu Presiden China Xi Jinping memangkas kelebihan pasokan dan meredupkan harapan produsen batu bara global.
Advertisement
Produksi batu bara oleh produsen batu bara terbesar di dunia juga diperkirakan turun dua persen.
Berdasarkan data Biro Statisik Nasional, konsumsi batu bara melemah di tengah dorongan untuk menggunakan bahan bakar lebih bersih. Kebutuhan batu bara menyumbang 64 persen dari total penggunaan energi di China pada 2015. "Situasi batu bara pada tahun ini masih suram," ujar Xu.
Â
Baca Juga
Konsumsi batu bara melambat di China mendorong harga batu bara ke level terendah sejak 2006. Hal itu membebani perusahaan tambang, dan mendorong pemerintah untuk memangkas kapasitas dan mengancam pekerjaan dari 1,3 juta penambang batu bara.
Dengan memotong kapasitas dalam 2-3 tahun ke depan, produksi dapat jatuh menjadi sekitar 3,5 miliar-3,6 miliar ton. Xu menuturkan hal itu untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan.
China akan memangkas 500 juta metrik ton batu bara pada 2020, atau hampir sembilan persen dari total produksi batu bara.
Produksi batu bara turun 3,3 persen menjadi 3,75 miliar metrik ton pada 2015. Konsumsi merosot menjadi 3,96 miliar ton. Xu menuturkan, produksi dan konsumsi meluncur dari rekor tertinggi pada 2013.
Penggunaan bahan bakar di pembangkit listrik susut 6,2 persen pada tahun lalu. Sementara, permintaan dan industri termasuk baja, semen dan pembuatan kaca menurun. (Ahm/Ndw)