Sukses

5 Pelajaran Investasi dari Pemain Basket Legendaris Ini

Ekonom menilai agar seseorang meluangkan waktu untuk meriset sebelum berinvestasi.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu legenda pemain bola basket Amerika Serikat, Scottie Pippen, punya pengalaman buruk soal investasi. Ia pernah mempercayakan uangnya senilai US$ 20 juta kepada seseorang berdasarkan rekomendasi teman-temannya.

Kurang dari setahun ternyata si pengelola dana, Robert Lunn, melakukan penipuan perbankan. Seperti ditulis Washington Post, Minggu (27/3/2016), Lunn telah divonis tiga tahun penjara atas berbagai skema penipuan, termasuk memakai dana US$ 1,4 juta atas nama Pippen.

Kasus ini bisa jadi pelajaran bagi setiap orang yang ingin dananya dikelola oleh penasihat keuangan atau pun broker.

"Sangat baik jika Anda meluangkan waktu untuk meriset dulu soal ini," kata profesor keuangan University of Chicago Booth School of Business, Gregor Matvos.

Berikut lima kesalahan investasi yang bisa Anda pelajari dari kasus ini:

1. Jangan termakan rekomendasi teman

Menanyakan ke teman, kolega, atau orang dekat soal siapa yang sebaiknya mengelola uang Anda mungkin bisa mempersempit pencarian. Tapi rekomendasi ini tidak cukup. Banyak penipu yang menargetkan orang-orang yang punya kepercayaan, kultur, dan lingkungan yang sama untuk menutupi kebohongannya.

2. Tidak melakukan riset

Anda harus pastikan dan melihat latar belakang siapa orang yang bakal mengelola uang Anda. Cek ke instansi terkait apakah si pengelola dana punya otoritas untuk melakukan pekerjaannya, apakah dia punya nomor registrasi atau tidak.

3. Jangan berasumsi orang yang bekerja di perusahaan besar pasti bagus

Penasihat keuangan Pippen pernah bekerja di Morgan Stanley dan Lehman Brothers, sebelum membangun perusahaannya sendiri. Sebuah studi dari University of Chicago Booth School of Business menemukan kalau penasihat di firma besar lebih banyak melakukan pelanggaran disiplin daripada di firma kecil.

4. Mengabaikan dokumen

Pippen menandatangani dokumen yang ia tidak tahu apa isinya. Hal ini berujung pada ia kehilangan uangnya. Investor yang cermat harus membaca dokumen apapun itu isinya sebelum ditandatangani.

5. Jangan termakan omongan pengelola dana Anda

Banyak penasihat palsu membuat pernyataan kepada investor kalau uang mereka tumbuh tinggi. Padahal di balik semua itu adalah skema ponzi yang membuat klien memasukkan uang, sementara penipuan terjadi. Uang tersebut biasanya digunakan untuk menutup kegagalan investasi pada klien awal.

Investor yang khawatir broker atau penasihat keuangannya berbohong harus segera mencari bantuan ke lembaga hukum atau regulator terkait. Akan tetapi sebaiknya tidak langsung ke perusahaan si penasihat karena sudah pasti mereka punya 99 alasan mengapa Anda tidak harus menutup rekening. (Elsa A/Ahm)