Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar misi dagang ke Timur Tengah yakni Kuwait dan Oman pada 27 Maret sampai 1 April 2016. Misi dagang ini ditujukan untuk menggenjot ekspor produk-produk Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Nus Nuzulia Ishak mengatakan, misi tersebut difokuskan pada lima sektor antara lain perdagangan, energi, investasi, perbankan, dan ketenagakerjaan profesional.
"Dalam kondisi perekonomian Eropa Barat dan Amerika Serikat (AS) yang belum sepenuhnya pulih, Timur Tengah merupakan pasar potensial bagi produk ekspor Indonesia di tengah kelesuan ekonomi global saat ini," kata dia dalam siaran pers, Jakarta, Minggu (27/3/2016).
Nus mengungkapkan Kuwait dan Oman merupakan dua negara yang potensial karena terletak di posisi yang strategis. Kedua negara tersebut memungkinkan menjadi hub perdagangan Indonesia dengan negara-negara lain di sekitarnya.
Baca Juga
Nus juga beralasan, dengan harga minyak dunia yang jatuh menyebabkan dua negara mencari sektor lain untuk dikembangkan.
"Saat ini negara-negara Timur Tengah sedang aktif dan giat melakukan pembangunan nasional dengan meningkatkan fasilitas infrastruktur, transportasi, dan logistik di antara negara anggota Gulf Cooperation Coun‎cil (GCC)," jelas dia.
Sebagai informasi, misi dagang ini merupakan lanjutan dari kunjungan Presiden Jowo Widodo (Jokowi) ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab 11-15 September 2015. Kegiatan ini akan diisi rangkaian kegiatan seperti business forum, business matching, dan pertemuan bilateral.
Sementara itu, tercatat nilai ekspor non migas Indonesia ke Kuwait pada tahun 2015 sebesar US$ 146,2 juta. Sebaliknya, impor non migas dari Kuwai‎t sebesar US$234,67.
Kemudian, ekspor nonmigas Indonesia ke Oman ‎tahun lalu sebesar US$ 211,62 juta. Impor non migas Indonesia dari Oman sebesar 114,06 juta.(Amd/Nrm)