Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) siap menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi atau Pertamax Cs. Besaran penurunan untuk Pertalite, Pertamax dan Pertamax Plus dan Pertamina Dex adalah Rp 200 per liter.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, penurunan harga BBM non subsidi tersebut berlaku di akhir maret atau paling lambat awal April 2016. Seluruh wilayah di Indonesia akan menikmati penurunan harga BBM tersebut. "Kisaran penurunannya Rp 200 per liter dan untuk semua produk non subsidi," kata Bambang, di Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Berdasarkan perhitungan Liputan6.com, ‎khusus untuk di wilayah Jakarta dan sekitarnya, jika mengalami penurunan Rp 2.00 per liter,
harga Pertalite turun dari Rp 7.500 per liter menjadi Rp 7.300 per liter. Harga Pertamax yang memiliki kadar RON 92 akan turun menjadi Rp 7.550 per liter dari sebelumnya Rp 7.750 per liter.
Baca Juga
Sedangkan untuk Pertamax Plus dengan kadar RON 95 akan turun menjadi Rp 8.550 per liter dari harga sebelumnya Rp 8.750 per liter. Untuk Pertamina Dex turun menjadi Rp 8.400 per liter dari harga sebelumnya Rp 8.600‎ per liter.Â
Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Wianda Puspo Negoro mengungkapkan, penurunan pertamax Cs merefleksi perkembangan harga minyak dunia yang mengalami penurunan. “Penurunan ini ditetapkan dengan memperhatikan perkembangan harga minyak mentah dan produk dunia," jelas Wianda.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan harga BBM jenis Premium dan Solar akan turun dengan nilai kurang dari Rp 1.000 per liter mulai 1 April 2016. Penyesuaian tersebut sejalan dengan harga minyak dunia yang melemah.
"Penurunannya tidak sampai 1.000 per liter. Nanti hari Senin atau Selasa depan. Kalau dibocorin sekarang, tidak akan ketemu lagi," ujar Menteri ESDM Sudirman Said saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Sudirman mengatakan pemerintah mengevaluasi harga BBM setiap tiga bulan. Penurunan harga yang diumumkan pada akhir Maret ini bakal berlaku 1 April-30 Juni 2016 melalui keputusan menteri (kepmen).
Ia menuturkan, kajian harga BBM mempertimbangkan harga minyak dunia, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), serta efisiensi mata rantai pasokan. "Supply chain kita makin baik, harga minyak dunia turun, rupiah menguat. Jadi penurunan harga BBM signifikan," ujar dia. (Pew/Gdn)
Â
Advertisement