Sukses

Ini Tujuan Menhub Jonan Perpanjang Landasan di Bandara Perintis

Selama ini pemerintah telah mengeluarkan anggaran subsidi sebesar Rp 600 miliar untuk pesawat-pesawat perintis.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan bahwa Kementerian Perhubungan tengah mengembangkan landasan di bandara-bandara perintis. Tujuan dari pengembangan ini agar bandara tersebut bisa dilandasi oleh pesawat-pesawat komersial sehingga mengurangi subsidi pemerintah bagi pesawat perintis.

Jonan menjelaskan, selama ini pemerintah telah mengeluarkan anggaran subsidi sebesar Rp 600 miliar untuk pesawat-pesawat perintis. Tujuannya agar harga tiket pesawat tersebut terjangkau bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil.

"Sekarang semua runway diperpanjang, paling tidak pesawat komersial bisa masuk ke sana. Selama ini kan disubsidi Rp 600 miliar per tahun," ujarnya diJakarta, Selasa (29/3/2016).

Jonan menyatakan, maskapai komersial selama ini memang kesulitan jika bermain di perintis. Hal tersebut karena ketersediaan infrastruktur yang belum memadai sehingga biaya operasional yang harus dikeluarkan sangat besar. Ujungnya, hal ini berdampak pada harga tiket pesawat yang harus dibayar masyarakat.

"Harga tiket mahal kalau di daerah seperti di Kalimantan atau Sulawesi, Maluku. Ada yang di Sumatera Utara ke Aceh terbangnya setengah jam kalau nggak disubsidi sama dengan tiket Garuda Jakarta-Denpasar, Rp 1,5 juta," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut Jonan, pihaknya menggenjot pengembangan landasan di bandara-bandara perintis. Jika pesawat komersial bisa masuk ke bandara perintis, maka subsidi dari pemerintah bisa dicabut. "Kalau itu masuk ya bisa dicabut subsidi perintis," tandas dia.

Bandara yang telah dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan adalah Bandara DC Saudele Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Bandara tersebut merupakan bandara yang lokasinya paling selatan di Indonesia.

Dengan disempurnakannya lagi bandara di Rote, di masa mendatang tak hanya pesawat dari Kupang yang bisa mendarat. Namun, pesawat yang terbang dari daerah lain bisa merasakan bandar udara D.C Saudele.

Bandara Rembele, Desa Bale Atu, kecamatan Bukit, kabupaten Bener Merah, Aceh, juga dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan. Kini landasan Bandara Rembele lebih luas menjadi 30x2.250 meter dari semula 30x1.400 meter. Selain itu, apron diperluas menjadi 95x150 meter dari semula 80 x 106 meter. Dengan perluasan yang dilakukan, Bandara Rembele kini dapat didarati pesawat Boeing 737.

Di awal Januari, Menteri Jonan juga telah meresmikan Bandara Harus Thohir yang berada di Pulau Bawean yang terletak di utara Pulau Madura.

Di akhir 2015 lalu, dua bandara yang terletak di Papua juga diresmikan. Kedua bandara tersebut adalah Bandar Udara Wamena dan Bandar Udara Kaimana. Bandara ini yang telah dinanti oleh masyarakat Papua, terutama yang tinggal di pegunungan tengah Papua. (Dny/Gdn)