Liputan6.com, Jakarta - Tren penggunaan transaksi non-tunai di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun tak jauh berbeda. Transaksi non-tunai di bank swasta terbesar di Indonesia tersebut mengalami pertumbuhan yang tinggi.Â
Senior GM Grup Consumer Head Bank BCA Santoso menjelaskan, pengguna transaksi non-tunai lewat kartu Flazz BCA di Indonesia mengalami pertumbuhan cukup signifikan. "Pengguna kartu Flazz di Indonesia 8,5 juta kartu, naik dari tahun 2015 lalu 6,7 juta kartu. Tahun depan kami prediksi naik 20 persen," ujarnya usai mengikuti launching Kerja Sama dan Peresmian Kartu Flazz PT Bank Central Asia di Pintu Gerbang Tol Cikopo, Kamis (31/3/2016).
Dikatakan, dari data pertumbuhan transaksi tahun 2015 sebesar 50 persen dari dengan nilai Rp 870 miliar. Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2015, pertumbuhan transaksi mencapai 120 persen.
Dijelaskan, dari hasil analisis penggunaan transaksi, penggunaan kartu transaksi non-tunai digunakan untuk hubungan transportasi. Seperti di Trans-Jakarta, tol dalam kota, hingga parkir. "Kami melihat average di Tol Cipali sangat bagus dan berpotensi. Meski memang yang melintas di Cipali masih kebanyakan mobil truk dan bus," ucapnya.
Baca Juga
Kegiatan transaksi non-tunai juga menjadi solusi nasabah yang membutuhkan layanan pembayaran tunai dengan nilai yang kecil. Ini juga, katanya, sebagai langkah dan dukungan perbankan kepada pemerintah dalam memperkuat industri berbasis transportasi. "Apalagi pemerintah canangkan transaksi non-tunai kami dan program itu sangat kami dukung," ujarnya.
Dalam kerja sama dengan Tol Cipali ini, pihaknya memberikan layanan cash management, pembayaran nasabah, serta kolaborasi dalam pembiayaan.
Dia berharap kerja sama ini dapat memberi kenyamanan kemudahan dua belah pihak. Selain itu, dapat memberi keuntungan bagi pengelola jalan tol itu sendiri. "Yang penting tidak sulit sediakan uang tunai, kembalian, hasil penjualan langsung kredit ke rekening," ujarnya.
Dalam launching tersebut, BCAÂ menargetkan peningkatan transaksi naik 5 persen dari umumnya. "Sepanjang transaksi di Cipali Rp 35 ribu sampai 50 ribu per hari. Kalau average belum tahu, target juga tidak spesifik hanya sediakan pelayanan saja, tapi akan jadi akumulasi agar volume penggunaan flazz naik atau transaksi non-tunai naik," katanya.
Sementara itu President Director PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Tol Cipali, Datuk Ir Mohd Zulastri Mohd Amin, mengatakan sejak pembukaan Tol Cipali tahun 2015 lalu, sekitar 6,5 juta kendaraan berbagai jenis sudah banyak melintas. "Tol Cipali menjadi akses yang efisien dari waktu lebih singkat. Ini mampu menjadi solusi dari semua sektor, terutama bisnis," ujarnya.
Keberadaan Cipali mempermudah akses waktu pengiriman logistik dari Jakarta ke arah Jawa. Apalagi, masyarakat Jakarta yang akan berlibur maupun mudik. "Kami pun berharap dukungan penuh agar akses dan pelayanan Tol Cipali semakin diminati pengendara," harapnya. (Panji Prayitno/Gdn)