Liputan6.com, Jakarta - Rumah makan Mie Mapan Surabaya, Jawa Timur ketagihan menggunakan gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk/PGN sebagai bahan bakar memasak mie.
Bagi para pecinta kuliner di Kota Surabaya, rumah makan Mie Mapan, sudah tak asing lagi di kalangan pecinta kuliner, karena menu mie yang khas tidak menyengatnya aroma MSG sehingga lebih alami, serta menu mie yang variatif.
"Pelanggan kita itu ada yang sejak dia masih SMP sampai berkeluarga dan punya anak, cari makannya di Mie Mapan Rungkut," kata Pemilik Mie Mapan, Steven Sanjaya, saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (1/3/2016).
‎
Advertisement
Usaha Mie Mapan dimulai sekitar 1990 di Rungkut oleh Ny Ting Yek Sin ibu Steven. Dengan kekhasan bumbu mie yang dibuat Ny Ting Yek Sin, mampu membuat para pelanggannya jatuh hati sehingga membuat usaha terus berkemba‎ng.
Â
Baca Juga
Perkembangan tersebut membutuhkan bahan bakar gas lebih banyak. Gayung pun bersambut kawasan tersebut terdapat saluran gas bumi untuk kebutuhan masyarakat pada 2000 dan awal Mie Mapan Rungkut memakai gas bumi untuk memasak.
Namun, awalnya Mie Mapan khawatir menggunakan gas bumi, setelah diyakinkan, akhirnya Steven menjadi konsumen gas bumi.
"Saat itu awalnya takut mau pakai gas untuk memasak. Setelah diyakinkan bahwa lebih aman dan efisien, akhirnya kami mau," tutur Steve.
Bahkan saat ini Steve ingin menggunakan gas bumi pada outlet Mie Mapan yang terletak di wilayah lain.‎ Saat ini, dari lima outlet Mie Mapan, baru di kawasan Rungkut dan Kartini saja yang menggunakan saluran gas PGN untuk memasak.
Sedangkan tiga outlet lain, yakni Mie Mapan Barata Jaya, Tropodo, dan Wiyung, masih belum menggunakan gas PGN. Ini terjadi karena di kawasan tersebut, belum tersedia secara keseluruhan infrastrukturnya.
"Yang di Baratajaya ini, sudah mendaftar, dan tinggal menunggu saja nanti. Status saya sebagai calon pelanggan," ujar dia. (Pew/Ahm)