Sukses

BPS: Tol Laut Dapat Kendalikan Inflasi

Data BPS menunjukkan, jumlah barang yang diangkut menggunakan kapal laut naik 9,01 persen menjadi 39,73 juta ton dalam dua bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Program tol laut yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) telah membuahkan hasil. Jumlah penumpang dan barang yang diangkut menggunakan kapal laut melonjak signifikan sepanjang periode Januari-Februari 2016.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengungkapkan, jumlah penumpang yang plesiran menggunakan moda transportasi laut pada dua bulan pertama ini mencapai 2,91 juta orang. Angka ini naik drastis 48,44 persen dari sebelumnya di periode Januari-Februari 2015 sebanyak 1,96 juta orang.

"Ini lonjakannya sangat spektakuler sekali hampir 50 persen dalam dua bulan. Padahal tahun lalu Januari-Februari 2015 dibanding Januari-Februari 2014 realisasi menurun 3 persen," ujar dia saat ditemui di kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/4/2016).

Hal sama juga dicatatkan untuk pengangkutan barang dengan kapal laut. Dari data BPS, jumlah barang yang diangkut menggunakan kapal laut meningkat 9,01 persen dari 36,45 juta ton menjadi 39,73 juta ton di Januari-Februari 2016.

 

Sementara di periode yang sama tahun lalu terhadap dua bulan pertama 2014 hanya meningkat setengah persen.

"Tentu ini dampaknya ke ekonomi yang lain karena penumpang pasti belanja, beli ini itu," tutur Suryamin.

Suryamin menuturkan, peningkatan jumlah penumpang dan barang melalui angkutan laut di awal tahun ini ditopang pembangunan tol laut pada 2015.

Dari enam trayek tol laut, empat rute telah efektif digunakan untuk jalur mondar mandir kapal laut dari wilayah Barat ke Timur, dan sebaliknya.

"Kenaikan ini karena adanya pembangunan tol laut. Ada empat trayek yang sudah berjalan, yakni Tanjung Priok-Natuna, Tanjung Perak-Merauke, Tanjung Perak-Waingapu dan Tanjung Perak Timika," kata dia.

Sementara rute dua tol laut lain, yakni Tanjung-Priok menuju Biak dan trayek Makassar-Ternate-Bacan Suryamin mengakui belum beroperasi.

"Jadi pengaruh dari pembangunan tol laut sudah terlihat. Dampaknya terhadap ekonomi karena barang yang diangkut untuk diperjualbelikan dan diekspor," ucap Suryamin.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo berharap terjadi penurunan inflasi di berbagai daerah dengan beroperasinya tol laut. Harapan utamanya inflasi menurun di wilayah Timur Indonesia.

"Inflasi relatif kecil meski terjadi kenaikan harga bawang dan cabai yang tampaknya tidak diintervensi. Tapi saya yakin sistem perbaikan distribusi dengan tol laut dan perbaikan energi, seperti BBM, inflasi bisa terkendali 4 persen sampai akhir tahun," kata Sasmito. (Fik/Ahm)