Sukses

Industri Petrokimia dan Plastik Ditargetkan Tumbuh 6% pada 2016

Selama ini Inaplas telah berusaha untuk menghadapi persaingan regional dan global melalui peningkatan kapasitas dan inovasi produk.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) memperkirakan pertumbuhan industri petrokimia dan plastik Indonesia sepanjang tahun ini lebih baik dibanding 2015. Salah satu indikatornya yaitu kondisi ekonomi nasional yang dinilai mulai membaik pada awal tahun.

Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiono mengatakan, pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2016 sekitar 5 persen-5,2 persen. Jika target tersebut tercapai, dirinya memprediksi pertumbuhan industri petrokimia dan plastik akan lebih tinggi. "Angka pertumbuhan industri petrokimia dan plastik sekitar 6 persen" ujarnya di Jakarta, Jumat (1/3/2016).

Pertumbuhan kedua sektor industri pada tahun ini akan ditopang oleh beberapa faktor, antara lain harga minyak yang berada padalevel rendah, inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah yang relatif stabil, dan tarif listrik yang mengalami penurunan.

Selain itu, pertumbuhan industri ini akan dorong oleh ekonomi nasional yang terus tumbuh serta perluasan kapasitas industri hulu selesai.

"Indikator ekonomi yang positif tersebut memberikan ekspektasi harga bahan baku yang lebih rendah dan harga jual produk yang lebih kompetitif. Dengan demikian akan lebih banyak volume yang terserap pasar sehingga industri bisa menikmati pertumbuhan yang wajar," kata dia.

Fajar menyatakan, selama ini Inaplas telah berusaha untuk menghadapi persaingan regional dan global melalui peningkatan kapasitas, inovasi produk, diversifikasi feedstock, efisiensi, relokasi pabrik, penggunaan mesin-mesin baru dan pembangunan pabrik baru.

"Hal ini guna mendukung pertumbuhan sektor pertanian, makanan dan minuman, otomotif, sandang, bangunan, peralatan rumah tangga dan lain-lain," ungkap dia.

Oleh sebab itu Fajar meminta dukungan pemerintah dengan penurunan harga gas bagi industri. Selain itu pemerintah diminta untuk serius menggenjot pembangunan infrastruktur yang bisa menekan biaya logistik.

"Kami juga meminta agar pemerintah menghapuskan semua peraturan yang membebani industri dan memberikan pelayanan yang lebih baik pada bidang perizinan, impor bahan baku, ekspor hasil produksi serta memberikan fasilitas perpajakan yang menarik kepada investor," jelasnya. (Dny/Gdn)