Sukses

BKPM: Pusat Logistik Berikat Dorong Daya Saing Produk RI

Pemerintah telah menetapkan untuk pembangunan 11 pusat logistik berikat (PLB) di seluruh Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan untuk pembangunan 11 pusat logistik berikat (PLB) di seluruh Indonesia. Keberadaan PLB ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing investasi Indonesia yang saat ini bersaing dengan negara-negara di ASEAN.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, keberadaan PLB sangat penting untuk mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia. Adanya PLB akan memudahkan para investor untuk mendapatkan bahan baku demi menjamin keberlangsungan proses produksinya di Indonesia.

"Harapannya dengan adanya pusat logistik berikat, Indonesia bisa menjadi pusat logistik tidak hanya secara nasional tetapi juga internasional. Ini penting untuk mendukung industri dalam negeri. Ujung-ujungnnya adalah industri di dalam negeri akan berdaya saing," ujarnya di Jakarta, Senin (4/4/2016).

Dia menjelaskan, dengan pembangunan pusat logistik berikat ini tidak hanya akan memindahkan gudang penimbunan barang ekspor impor dari negara lain ke Indonesia. Namun dengan adanya pusat logistik berikat, Indonesia juga akan menjadi hub logistik untuk kawasan Asia Pasifik.

"Ini akan mempermudah beragam industri. Tidak hanya industri berskala besar, apakah pemasok bahan baku dan sudah ada beberapa yang ditetapkan dari tahun lalu. Dan yang terpenting PLB dapat menurunkan biaya logistik nasional dan meningkatkan daya saing produk nasional dan mendorong ekspor," jelasnya.

Menurut Franky, pembangunan pusat logistik berikat akan sangat ideal jika letaknya berdekatan dengan kawasan industri yang terkait. Dengan demikian, keberadaan PLB akan menjadi solusi yang jitu untuk mengatasi permasalahan ketersediaan bahan baku.

"Katakan lah Pusat Logistik Berikat diputus dan untuk industri tertentu misal di sektor pertanian dan pakan ternak. PLB itu untuk komoditas pertanian misalnya jagung. Industri pakan ternak kita pasti unggul karena, pertama, ada fasilitas PLB. Kedua, connect dengan industrinya sehingga biaya industri akan jauh bersaing. Artinya produk di kawasan industri bisa juga di ekspor karena daya saingnya cukup baik," tandas dia. (Dny/Gdn)