Liputan6.com, Jakarta - Hengkangnya para miliarder dari suatu negara merupakan pertanda buruk. Seperti yang terjadi di Prancis dan beberapa negara lain.
New World Wealth, perusahaan analisis kekayaan global melaporkan pada 2015, sekitar 10 ribu miliarder meninggalkan negaranya.
Baca Juga
Melansir laman CNN Money, Senin (4/4/2016), Paris menjadi kota yang mengalami eksodus miliarder terbesar. Sekitar 7.000 miliarder meninggalkan kota ini. Jumlah tersebut sekitar 6 persen dari total populasi miliarder yang mencapai 126 ribu orang.
Advertisement
Kebanyakan dari miliarder Paris pindah ke berbagai negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Israel.
Baca Juga
Negara lain yang ditinggalkan para miliarder adalah China. Sekitar 9.000 miliarder, atau 1 persen dari total populasi, meninggalkan negara ini.
Sementara di negara lainnya, 6.000 miliarder meninggalkan Italia, 4.000 meninggalkan India dan 3.000 meninggalkan Yunani.
"Angka dari India dan China tidak terlalu menjadi perhatian, karena negara-negara tersebut masih memproduksi jumlah miliarder lebih banyak dibandingkan angka miliarder yang meninggalkan negara. Setelah standar hidup di negara-negara ini membaik, kami berharap beberapa orang kaya akan kembali pulang," menurut laporan tersebut.
Begitu pula dengan Australia. Saat 8.000 miliarder mendatangi negara tersebut, namun 7.000 miliarder justru berpindah ke Amerika Serikat, dan 4.000 lainnya ke Israel.
Penelitian ini didasarkan pada statistik kekayaan, survei, maupun wawancara dengan para ahli migrasi, platform kewarganegaraan kedua, manajer kekayaan dan agen properti.Laporan tahunan ketiga New World Health juga melakukan penelitian dengan mempertimbangkan statistik visa investor. (Shabrina Aulia Rahmah/Nrm)