Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) sedang getol mengembangkan dan membenahi 13 bandara yang dikelola demi mewujudkan visi ke depan menjadi perusahaan berkelas dunia (World Class Company). Salah satu target dalam mewujudkan visi tersebut adalah mengantar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menyaingi Bandara Changi, Singapura.
Visi Angkasa Pura II tersebut seirama dengan mimpi Budi Karya Sumadi yang baru setahun dipercaya menjabat Direktur Utama Angkasa Pura II. Arsitek jebolan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini ingin mengubah wajah Bandara Soetta dan menjadi tolak ukur bagi bandara lain di Indonesia.
"Kondisi bandara kita memang terpuruk, tapi kita ingin bangkit. Membuat beranda kita, yakni bandara punyai citra baik di mata dunia. Ini sejalan dengan cita-cita kita menjadi World Class Company," ujar Budi saat menjadi pembicara di Inspirato Liputan6.com,Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Baca Juga
Pria kelahiran Palembang, 18 Desember 1956 itu, sedang mengebut penyelesaian terminal 3 ultimate Bandara Soetta dengan kapasitas 25 juta penumpang setiap tahun. Kapasitas tersebut dapat menambah kapasitas keseluruhan Bandara Soetta yang saat ini hanya 20 juta penumpang per tahun. Sementara realisasi melebihi kapasitas tersebut.Â
"Kapasitas 25 juta per tahun lebih besar dari terminal 3 di Bandara Changi, Singapura. Jadi nanti saat musim mudik di 2016, penumpang bisa pulang kampung dengan Garuda Indonesia di terminal 3. Karena terminal 3 ultimate bakal rampung Mei 2016," tutur dia.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut membangun terminal 3 ultimate di sisi Timur Bandara Soetta. Desain bangunan terminal tersebut merupakan karya anak bangsa yang sangat indah dan menunjukkan kearifan lokal Indonesia.
Menurut Budi, di terminal 3 ultimate Bandara Soetta, perusahaan akan menampilkan hasil karya seni, seperti patung dan lukisan dari putra daerah yang sudah melanglang buana hingga Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS).Â
"Jadi nanti orang asing tidak perlu jauh-jauh cari lukisan di Yogyakarta atau daerah lain. Mereka bisa beli di Soetta jika tidak sempat mengunjungi daerah. Ini bisa jadi competitive advantage kita," ujar dia.Â
Fasilitas Penunjang Soetta
Fasilitas Penunjang Soetta
Angkasa Pura II dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), tambahnya, membangun kereta bandara rute Manggarai-Dukuh Atas-Bandara Soetta di tahap I. Fasilitas bandara semakin lengkap dengan fasilitas perpindahan penumpang atau people mover yang akan menghubungkan satu terminal dengan terminal lainnya.
Kereta bandara, menurutnya, akan mengurai kepadatan lalu lintas kendaraan di Bandara Soetta. Diakui Budi, transportasi atau kendaraan pribadi akan berkurang 30 persen jika kereta bandara datang dari arah Barat. Sementara dari arah Timur, penggunaan kendaraan pribadi berkurang 20 persen.
Â
"Menariknya, penumpang bisa check in pesawat di Gambir, Senayan dan Dukuh Atas. Jadi tidak perlu naik mobil sendiri sampai ke bandara. Cukup sampai di Senayan misalnya, lalu akan diantar ke bandara,"
Â
Dengan kereta bandara, perjalanan dapat ditempuh dengan waktu 45 menit, dari sebelumnya yang bisa memakan waktu 1-2 jam. Angkasa Pura II juga menyiapkan tempat-tempat parkir kendaraan di Sky City yang berlokasi di tepi kanan kiri danau bandara.
Fasilitas ini, diakui Budi, disediakan karena manajemen parkir di bandara belum relatif baik. Selama ini, penumpang hanya mengandalkan taksi dan kendaraan pribadi untuk pergi ke bandara.
Budi menjelaskan, perseroan dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah membenahi keberadaan taksi-taksi dan porter gelap.
"Dalam berkompetisi dengan Singapura dan Malaysia, kita suguhkan bangunan indah, teknologi lebih baik, tapi yang beda dengan Singapura adalah kita menonjolkan kearifan lokal dan keramahtamahan," terangnya.Â
Ia berharap, pembangunan terminal 3 ultimate Bandara Soetta dapat menjadi bandara transit bagi negara lain, bukan sekadar bandara tujuan atau destinasi.Â
"Changi kan sudah jadi bandara transit penerbangan luar negeri, sedangkan kita sekarang masih destinasi airport. Jadi mimpi kita jadi bandara transit. Makanya kita sediakan banyak fasilitas, termasuk lounge untuk menunggu waktu transit," jelas Budi.Â
Secara keseluruhan, Mantan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk itu menyebut, investasi untuk terminal 3 ultimate Bandara Soetta mencapai Rp 10 triliun selama 3 tahun.
Advertisement
Bekerja Sesuai Passion
Bekerja Sesuai Passion
Pekerjaan tersebut, diakui Budi Karya sudah sesuai dengan minat atau passion dari seorang Budi Karya Sumadi. Ia sangat totalitas dalam bekerja, mencurahkan semangat, ide dan gagasan agar bandara-bandara yang dikelolanya dapat memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang.
"Hidup itu bukan cuma dilihat bagaimana saya mendapatkan uang, tapi mendedikasikan diri pada satu kompetensi. Bekerja itu harus ada passion, kalau tidak hambar. Harus ada semangat dan legacy," tegasnya.
Inilah yang disebut Budi sebagai sebuah kebanggaan bagi anak cucunya ke depan. Bekerja untuk masa depan bangsa ini, memberikan manfaat bagi orang banyak.
"Seperti saya ingin kalau sudah jadi kakek nanti, saya akan bilang ke cucu 'le,le, iki bandara mbahmu sing gawe lho' (red-nak, ini bandara kakekmu yang buat)," ucap Budi sambil terkekeh membayangkan.
Dalam membangun sebuah proyek besar senilai triliunan rupiah, seperti bandara, diakuinya, unsur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi prioritas bagi Budi. Keselamatan penumpang dan penerbangan menjadi faktor nomor satu yang tidak bisa ditawar, termasuk memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang.
"Sekarang toilet di Bandara Soetta jadi juara satu dari sebelumnya juara 10 hanya dalam 6 bulan. Untuk safety yang tadinya selalu diledek karena kurang aman, dan hanya dapat nilai 65, kini sudah 95. Jadi K3 adalah prioritas," kata Budi.
Ia berharap kepada seluruh generasi muda Indonesia, untuk terus berjuang menggapai cita-cita. Jika sudah terjun ke dunia kerja, sarannya, lakukan pekerjaan dengan hati. "Cintailah pekerjaan mu, enjoy dalam bekerja supaya hasil yang diperoleh pun baik," tutup Budi. (Fik/Gdn)