Liputan6.com, Jakarta - Kondominium kelas menengah di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) ternyata masih menjadi favorit.
Direktur Riset Cushman & Wakefield Arief Rahardjo menuturkan, transaksi penjualan properti di daerah ini masih didominasi dengan pembelian kondominium jenis ini. Ia menuturkan, saat ini penurunan permintaan justru terjadi di segmen kondominium kelas atas.
Baca Juga
"Kebanyakan investor masih membeli untuk pasar menengah-bawah, yang kebanyakan dipasarkan sekitar Rp 300-400 juta per unit," tutur Arief saat ditemui Liputan6.com di Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Advertisement
Data Cushman & Wakefield memperlihatkan transaksi penjualan maupun pra-penjualan didominasi oleh proyek kelas menengah. Persentase penjualan mencapai 46,1 persen dari total transaksi.
Â
Baca Juga
Adapun untuk metode pembayaran rata-rata untuk kelas menengah-bawah banyak yang menggunakan KPR.
Harga yang lebih murah menjadi alasan investor untuk memilih membeli kondominium kelas menengah. Selain itu Arief menuturkan, lokasi juga menjadi pertimbangan penting yang biasa dipikirkan sebelum memutuskan pembelian.
"Yang menarik kenapa lower-middle meningkat salah satu kebanyakan investor masih bisa membeli untuk per unit Rp 300-400 juta per unit dan untuk proposed project yang banyak diluncurkan adalah kelas lower middle, saat ini yang banyak diluncurkan di Bekasi dan Tangerang cukup menarik lokasi baik harganya murah," jelas dia.
Transaksi kondominium kelas menengah-bawah mendominasi penjualan di kuartal I-2016 ini dengan persentase mencapai 38,4 persen atau sekitar 76.610 unit. Kemudian diikuti oleh kelas menengah-atas sebesar 14,5 persen dan kelas atas saja 11 persen. (Vna/Ahm)