Sukses

Pemerintah Diminta Segera Antisipasi Anjloknya Harga Minyak

Turunnya harga minyak ikut berdampak terhadap penerimaan negara. Ini terlihat pada penerimaan sektor migas pada tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Indonesian Petroleum Association (IPA) meminta pemerintah segera mengantisipasi turunnya harga minyak dunia yang dinilai sudah berdampak pada keuangan negara.

Board Of Director IPA Tenny Wibowo menilai, turunnya harga minyak mulai berdampak terhadap penerimaan negara. Ini terlihat pada penerimaan sektor migas yang pada tahun lalu hanya mencapai Rp 78,4 triliun. Angka itu meleset dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar Rp 81,4 triliun.

Sementara realisasi Pajak Penghasilan (PPh) Migas turun 43 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 49,7 triliun. Realisasi investasi sektor migas pun tercatat hanya sebesar US$ 15,9 miliar. Ini meleset dari target pemerintah sebesar US$ 23,7 miliar.

"Implikasi yang lebih besar dirasakan sejumlah daerah yang anggarannya ditopang dana bagi hasil (DBH) migas," kata Tenny, di Jakarta, Jumat (15/4/2016).


Dia menambahkan, akibat dari penurunan pendapatan negara tersebut kegiatan ekonomi di sejumlah daerah  ikut meredup. Selama ini investasi di sektor migas memberikan dampak berganda (multiplier effect) terhadap kegiatan industri Iainnya, seperti perusahaan kontraktor pengeboran, katering, hingga hotel dan tempat-tempat hiburan.

"Sejumlah program pembangunan yang direncanakan pemerintah daerah juga tertunda karena minimnya anggaran," ungkap dia.

Saat ini, aktivitas di sektor hilir menurun mengikuti hulu. Di mana perusahaan menghitung ulang rencana bisnis termasuk kegiatan eksplorasi dan produksi. Beberapa kontraktor bahkan menghentikan kegiatan eksplorasi terutama di sumur-sumur yang tidak ekonomis.

‎Oleh sebab itu, pelaku industi melakukan berbagai upaya efisiensi dan pemerintah diharapkan melakukan sejumlah terobosan untuk memperbaiki iklim investasi di sektor migas, dan mengurangi dampak yang dialami pelaku industri akibat merosotnya harga.

“Jika tidak segera diantisipasi, situasi saat ini dalam jangka panjang dapat berimplikasi terhadap ketahanan energi Indonesia,” tutup Tenny.(Pew/Nrm)